Berikut adalah beberapa makam diangap keramat yang acap kali diziarahi para pejabat negara, yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Masjid Luar Batang, Jakarta Utara
Masjid Luar Batang di Jakarta Utata terdapat makam seorang ulama bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus atau Habib Husein, seorang Arab Hadramaut yang hijrah ke tanah Jawa melalui Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1736. Habib Husein salah satu tokoh penyebar Islam di Jakarta sekitarnya.
Peziarah sering datang dan berdoa di tempat ini biasanya memohon keselamatan, kesembuhan dari suatu penyakit, hingga kenaikan pangkat.
Beberapa tokoh penting di Indonesia diketahui sempat berkunjung ke masjid ini untuk beribadah. Misalnya, Adam Malik, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, Sandiaga Uno. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi juga pernah ke sini.
2. Makam Sunan Ampel, Surabaya
Tempat yang menjadi peristirahatan terakhir salah satu dari Wali Songo ini tidak pernah sepi dikunjungi peziarah. Sunan Ampel bernama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat. Sunan Ampel lahir di Campa, Kamboja pada sekitar tahun 1401 M dari keluarga bangsawan. Ia merupakan tokoh religius yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.
Makam Sunan Ampel ini beralamat di Jalan Ampel Blumbang Nomor 2 A, Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya, Jawa Timur.
Pengunjung makam Sunan Ampel bukan hanya dari dalam tapi juga luar negeri seperti Belanda, China, Malaysia, hingga Saudi Arabia. Tokoh-tokoh penting juga sering berziarah seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Jusuf Kalla, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, dan lainnya.
3. Makam Bung Karno, Blitar
Tempat bersemayamnya proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia ini menjadi salah satu tempat wisata religi yang tak pernah surut pengunjung. Makam Bung Karno beralamat di Jalan Ir. Soekarno, Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Blitar, Jawa Timur.
Banyak tokoh hingga pejabat sering menyambangi makam Bung Karno misalnya Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Suharso Monoarfa, Hadi Tjahjanto, dan lainnya.
Editor : Ahmad Antoni