Pertama, Lucky Sondakh kecewa lantaran nasihat politiknya tidak pernah didengar oleh anaknya. Padahal kala itu dirinya sudah pernah mengingatkan istri mendiang Adjie Massaid itu untuk selalu berhati-hati.
"Masuk dunia politik itu bukan hanya seperti domba di tengah serigala, tetapi domba di tengah-tengah serigala berbulu domba. Ternyata dia menghadapi petaka karena kasus Hambalang, baru aku bilang bener kan papa bilang," kata Lucky.
Lucky Sondakh pun kembali menegaskan dirinya kecewa namun tidak serta merta marah kepada anaknya. Dia bahkan harus menerima cemooh dari rekan-rekannya lantaran dinilai tidak bisa mendidik anaknya.
"Waktu dia terjerambab sebagai sebagai politis saya dicemooh kawan-kawan saya akademisi, gimana sih katanya akademisi hebat katanya guru katanya pendidik, katanya rektor, katanya dekan. Anda meluluskan banyak orang, orang lain mampu kamu didik, kok anak sendiri gagal. Gagal karena dia (Angelina) tidak memelihara integritasnya, saya kecewa itu," paparnya.
Kedua, Lucky mengaku kecewa lantaran anaknya menjadi mualaf. Bukan bermaksud menghina agama lain, namun dirinya merasa kecewa karena anaknya lebih mendengarkan orang lain ketimbang dirinya sendiri kala itu.
"Kekecewaan kedua karena dia jadi mualaf. Maaf ya. Tentu orang tua menginginkan anaknya. Jangan disalahkan saya ya, bukan saya benci ya, tapi pahamilah," katanya.
"Saya dongkol dong, dongkol karena kamu ini stabil, orang-orang minta nasihat ke saya, konsultasi ke saya untuk langkah-langkah politiknya, saya memberikan advice-advice moral dalam bidang politik. Kok kamu lebih dengar orang lain serigala berbulu domba. Papa kecewa," lanjutnya.
Editor : Sulhanudin Attar