Hanya saja, proses pengambilalihan tersebut perlu dikaji lebih lanjut, mengingat masalah keuangan dan utang perusahaan saat ini.
“Walaupun nantinya misalkan diakuisisi ini benar? Ya karena kan secara legal hanya bisa begitu, saya sependapat itu untuk dibantu begitu ya. Kalau misalnya ini menjadikan BUMN, ini kan pertama dalam sejarah untuk penyelamatan,” ujar Tauhid ketika dihubungi MNC Portal.
Kajian intensif sebelum diakuisisi pemerintah diperlukan lantaran struktur keuangan Sritex bermasalah. Tauhid mencatat, nantinya Sritex resmi disulap sebagai BUMN, namun tidak ada perbaikan bisnis, maka hanya menjadi bumerang bagi pemerintah di kemudian hari.
“Problemnya adalah harus dikaji apakah kemudian katakanlah dibantu, tapi nggak akan ada perbaikan for perfect, nah itu juga akan menjadi masalah,” ucapnya.
“Berarti kan diubah, harus diambil alih, tapi di dalam manajemennya harus dirubah, bisnisnya, sebagainya. Maksud saya juga itu harus dilakukan, bukan sekedar ‘ini saya kasih uang’, itu rubah, tapi budaya korporasinya mungkin ada yang harus diperbaiki,” lanjut dia.
Tauhid memandang, butuh waktu hingga 5 tahun lamanya untuk kembali menyehatkan perusahaan yang ‘sakit’. Sekalipun, industri tekstil sangat strategis.
“Ini kan benahin yang sakit, benahin yang sakit itu nggak langsung, itu butuh waktu 4-5 tahun,” sebutnya.
Editor : Ahmad Antoni