SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng terus berinovasi mengembangkan model pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Sejak diluncurkan 17 Agustus 2019 pertumbuhannya semakin pesat.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Nita Rachmenia mengemukakan salah satu tugas pihaknya adalah meyakinkan instrument-instrument atau kanal-kanal pembayaran dyang tersedia di Indonesia bisa memenuhi dan menjamin serta mudah bagi masyarakat.
"Ini sebenarnya dipicu akselerasi digitalisasi yang masuk ke semua sektor, termasuk ekonomi. QRIS ini lahir sebagai salah satu bentuk akomodir terhadap kebutuhan pesat digitalisasi tersebut," ungkapnya dikutip Minggu (1/12/2024).
Dia menyebut sebelum QRIS dibangun, tiap toko atau merchant atau penyedia jasa pembayaran (PJP) memberikan kode yang berbeda-beda.
"Tiap bank atau PJP punya QR code yang berbeda, jadi misalnya ke Toko A dia punya QR tertentu, nah hadirnya QRIS ini sebagai standar QR code, makanya disebut QRIS. Indonesian standar," lanjut dia.
Sehingga, lanjut dia, berbelanja di manapun dengan pembayaran digital akan sama kodenya. Ini memudahkan untuk pengguna maupun merchant penyedia. Selain itu, transaksi menggunakan QRIS ini cepat.
"Karena merchant nggak perlu menyediakan kayak dulu, mesin EDC yang banyak. QRIS itu lahir dengan latar belakang 2 hal itu, pertama digitalisasi dan menyatukan yang semula beberapa QR code di masing-masing PJP, jadi satu," tandasnya.
Di Jateng sendiri hingga Oktober 2024, tercatat sebagai pengguna terbanyak ke-3 di Indonesia dengan 7,4juta, volume transaksi terbanyak ke-5 di Indonesia dengan 288,8juta kali dan merchant QRIS terbanyak ke-4 di Indonesia dengan 3,4juta merchant yang didominasi UMKM.
Editor : Maulana Salman