Neymar Positif Covid-19, Apa Gejalanya?

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Kabar kurang sedap datang dari pesepakbola Neymar. Bintang Timnas Brasil itu dikabarkan positif COVID-19 sehingga langsung dipinggirkan dari aktivitas klubnya, Santos FC.
Melansir dari laman Reuters, Senin (9/6/2025), Pemain berusia 33 tahun itu sebelumnya sudah dinyatakan tidak akan tampil dalam laga melawan Fortaleza karena sanksi larangan bermain. Namun kini, ia juga harus menjalani isolasi karena terpapar virus corona.
Neymar dilaporkan mulai mengalami gejala COVID-19 pada 5 Mei 2025. Menurut keterangan resmi dari pihak klub yang dikutip media Brasil, Neymar langsung dikeluarkan dari sesi latihan dan menjalani tes medis. Hasilnya, ia dinyatakan positif COVID-19 pada 7 Mei 2025.
Sayangnya, pihak Santos tidak mengungkapkan berapa lama sang pemain akan absen. Mereka juga belum memberikan keterangan resmi kepada media internasional, termasuk Reuters.
Waspadai Gejala COVID-19, Ini Daftarnya
Kasus Neymar jadi pengingat bahwa COVID-19 masih ada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat beberapa gejala yang patut diwaspadai:
Gejala Umum
- Demam
- Batuk kering
- Kelelahan
- Kehilangan penciuman atau rasa
Gejala Tambahan:
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Diare
- Hidung meler atau tersumbat
Gejala Berat (Harus Segera ke Dokter!):
- Sulit bernapas
- Nyeri dada
- Bingung atau tidak bisa bangun
- Bibir atau wajah kebiruan
Masa inkubasi COVID-19 bisa berlangsung antara 2–14 hari. Itu sebabnya, siapa pun yang merasa tidak enak badan, apalagi setelah kontak dengan penderita positif, disarankan untuk segera tes dan melakukan isolasi mandiri.
Seperti diketahui, Kemenkes RI mencatat 7 kasus baru COVID-19, dengan positivity rate sebesar 2,05%, alias 2 dari setiap 100 tes menunjukkan hasil positif, dalam kurun waktu 25–31 Mei 2025.
Sejak awal 2025, Kemenkes telah melakukan pemeriksaan terhadap 2.160 spesimen dan mencatat 72 kasus positif total, tanpa korban jiwa.
Kemenkes menyebut varian utama saat ini adalah Omicron subvarian JR1, yang menyebar di beberapa wilayah Asia.
Beberapa waktu lalu, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga sempat menegaskan tingkat fatalitas JR1 rendah, dan tidak ada lonjakan signifikan seperti di negara tetangga.
Editor : Arni Sulistiyowati