Adu Kekuatan Militer Israel vs Iran Terbaru, Siapa Lebih Unggul?

• Israel diyakini memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir, meskipun tidak pernah menyatakan secara resmi.
• Rudal nuklir Israel bisa diluncurkan dari darat (Jericho III), udara (jet tempur), maupun laut (kapal selam).
• Iran hingga saat ini mengklaim tidak memiliki senjata nuklir, namun terus diawasi ketat oleh badan internasional karena program nuklirnya yang dianggap mencurigakan.
• Israel memiliki kemampuan second strike nuclear—kemampuan membalas serangan nuklir setelah diserang—berkat armada kapal selamnya. Ini memberikan efek deterensi yang sangat tinggi.
• Iran memiliki jaringan milisi proksi di Timur Tengah: Hizbullah (Lebanon), milisi Syiah (Irak), Houthi (Yaman), yang bisa menyerang Israel dari berbagai arah secara bersamaan.
• Kedua negara terlibat dalam perang siber rahasia yang sangat berbahaya. Infrastruktur energi, air, dan bahkan reaktor nuklir menjadi target peretasan.
• Iran dapat menutup Selat Hormuz, jalur minyak penting dunia, jika konflik meledak. Ini akan berdampak besar pada harga minyak global dan ekonomi dunia.
Kesimpulan
Israel unggul dalam hal teknologi militer, kekuatan udara, sistem pertahanan, dan senjata nuklir.
Iran unggul dalam jumlah personel militer, kendaraan tempur darat, dan pengaruh melalui milisi proksi.
Jika konflik terbuka terjadi, Israel lebih siap untuk perang modern berbasis teknologi, sementara Iran lebih siap untuk perang total dengan berbagai front serangan.
Melihat data dan analisis di atas, perbandingan kekuatan militer Israel vs Iran bukan sekadar soal angka atau senjata, tetapi tentang bagaimana strategi dan aliansi global memainkan peran penting dalam pertahanan sebuah negara. Israel mungkin lebih kecil secara geografis dan jumlah pasukan, tetapi keunggulan teknologinya, dukungan Amerika Serikat, serta kemampuan serangan presisi menjadikannya lawan yang sangat sulit ditaklukkan. Sebaliknya, Iran menunjukkan bahwa kekuatan regional bisa diperluas melalui proksi, mobilisasi besar-besaran, dan ancaman strategis seperti kontrol atas jalur minyak dunia.
Konflik antara keduanya tidak hanya akan mengguncang Timur Tengah, tetapi juga bisa menyeret dunia pada krisis ekonomi dan keamanan yang lebih luas. Karena itu, memahami kekuatan militer kedua negara bukan sekadar kajian perang, tapi juga bagian penting dari membaca arah geopolitik dunia ke depan.
Editor : Ahmad Antoni