get app
inews
Aa Text
Read Next : Begini Kondisi Terkini Jokowi yang Disebut Alergi Kulit

Politikus Senior PDIP Sebut Jokowi Tak Punya Berkas saat Daftar Pilkada: Gelar Insinyur Tulis Tangan

Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:41 WIB
header img
Politikus senior PDIP Beathor Suryadi. (Foto: SINDOnews/YouTube)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Pernyataan mengejutkan mengenai polemik ijazah dan gelar Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) datang dari Politikus senior PDIP, Beathor Suryadi. Pasalnya, Beathor mengungkapkan Jokowi rupanya tidak memiliki berkas saat mendaftar Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

Bahkan, menurutnya gelar insinyur yang ada di depan nama Jokowi itu ditulis tangan tanpa ada berkasnya. Hal itu disampaikan Beathor dalam Podcast SindoNews “To The Po!nt Aja” yang tayang di channel YouTube SINDOnews, Kamis (26/6/2025).

“Kasus ijazah ini mulai diributkan setelah Bambang Tri Mulyono muncul dan mencurigai Jokowi tidak punya ijazah kok bisa jadi wali kota. Berangkat dari situ kemudian dilakukan pelacakan, pelacakan, pelacakan,” ujar Beathor, dikutip Jumat (27/6/2025). 

Dia menjelaskan, Jokowi, Tim Solo, dan David ke Jakarta saat maju Pilgub DKI. Jokowi dan rombongan lalu bertemu dengan politikus PDIP Prasetyo Edi Marsudi.

Menurut dia, Prasetyo lantas merujuk mereka ke Deni Iskandar yang saat itu menjabat Wakil Sekretaris Pemenangan Pilgub DKI Jakarta

“Begitu problemnya tidak punya dokumen, Deni ini pentolannya di PDIP DKI. Dokumen dari Solo itu tidak ada. Itu dilacak di KPU Solo, itu sudah hilang sampai sekarang,” katanya.

Beathor mengatakan Deni Iskandar bukan orang sembarangan. Deni memiliki jaringan luas, termasuk akses ke orang-orang yang mampu menyelesaikan berbagai urusan dokumen. 

“Jadi saya ngejar apakah ada surat Pemerintahan Solo yang ditandatangani Jokowi tanpa ijazah. Saya kejar lagi kalau Drs. dari kampus mana? Kejar, kejar, kejar, ternyata dari Mas Taufik Hidayat yang sekarang juga sedang menggungat Jokowi di Solo, dia menyakinkan Jokowi itu pakai insinyur tapi tidak berbasis kampus,” katanya. 

Dia menilai, gelar insinyur di depan nama Jokowi hanya ditulis tangan tanpa dilengkapi berkas. 

“Jadi ditulis aja di depan namanya Insinyur Jokowi. Maka kita selama dia menjadi wali kota tidak pernah melihat dia datang ke kampus mana, datang ke mana. Dari situ ada keyakinan bahwa hanya tulisan tangan saja di depan namanya ditulis insinyur,” katanya.

“Jadi saya dapat keyakinan dari Pak Taufik, Taufik dapatkan itu dari Supradi bekas sekdanya itu. Harusnya kalau dia tidak punya titel, polos harusnya ditulis Jokowi wali kota. Kita jadi bertanya juga, kok ada pengakuan dia 85 lulus?” katanya.

Berdasarkan informasi dari temannya di Solo, kata Beathor, berkas Jokowi di KPU Solo pada 2005 lalu sudah hilang.

“Hal ini memperkuat keyakinan kita pada waktu Widodo datang bertemu Tim Jakarta kalimat pertamanya adalah, 'Kami tidak punya dokumen,' untuk itu mari dibuat. Itulah pertemuan di Cikini itu,” katanya. 

Beathor mengaku yakin dengan pernyataan Prasetyo karena merupakan Sekretaris Pemenangan saat Pilgub DKI Jakarta. 

“Dialah yang mempertemukan dua tim ini. Dan tim ini ujungnya Widodo dan Deni. Dirancanglah itu semua dokumen. Karena Deni Iskandar ini paling paham tentang syarat-syarat untuk menjadi kandidat itu. Dia dari partai kami yang sering ke KPUD. Jadi dia tahu urus-urus dokumen, ada surat polisi SKCK, surat rumah sakit, tidak narkoba,” katanya. 

“Jadi semua dibuat barang baru, siapa yang bikin?” tanya pembawa acara Lukman Hakim.

“Deni,” ucapnya singkat. 

Dia mengatakan Jokowi juga tidak menyerahkan berkas saat mendaftar Pilwalkot Solo.

"Ya itu, dia hanya tulis saja insinyur, tidak ada berkas. Coba aja buka itu KPU Solo, hilang," katanya.

Sementara itu, Prasetyo Edi Marsudi merespons pernyataan Beathor. Dia mengaku bingung atas pernyataan tersebut. 

Pasalnya, kata dia, Beathor tidak pernah masuk ke dalam tim pemenangan Jokowi-Ahok kala itu.

"Seingat dan sepengetahuan saya, tidak ada nama Bung Beathor Suryadi masuk di dalam tim pemenangan Jokowi-Ahok yang kala itu diajukan secara resmi oleh PDI Perjuangan dan Gerindra ke KPUD DKI,” ujar Prasetyo kepada para wartawan di Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Prasetyo mempertanyakan manuver politik Beathor yang kini tiba-tiba muncul mengeluarkan rentetan pernyataan seakan-akan dirinya sebagai pihak yang paling mengetahui proses Pilgub DKI Jakarta. Karena itu, Prasetyo mempertanyakan dasar Beathor membuat pernyataan terkait dokumen pendaftaran Jokowi-Ahok.

"Terus terang, saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi Bung Beathor tiba-tiba muncul bicara soal dokumen persyaratan pasangan Jokowi-Ahok. Ada apa Bung Beathor dengan PDI Perjuangan? Apalagi dalam sepengetahuan saya, dia tidak pernah terlibat sejak awal di tim resmi," ucapnya.

 

Editor : Arni Sulistiyowati

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut