SEMARANG. iNewsSemarang.id - Revolusi industri beriringan dengan berkembangnya cabang ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu sains dan teknologi.
Namun, meski berbagai penemuan di bidang teknologi telah mempermudah menyelesaikan persoalan-persoalan umat manusia, masih ada sebagian muslim yang masih merasa malas, kurang sabar dan niat dalam menuntut ilmu, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas diri yang mengakibatkan umat Islam jadi bodoh dan terbelakang.
Untuk menumbuhkan semangat dan menjauhi sifat-sifat negatif dalam menuntut ilmu tersebut setidaknya bisa memperhatikan bagaimana Op-Amp (Operational Amplifier) bekerja menghasilkan output yang maksimal.
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional. Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian Op-Amp.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Selain itu, Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu daya negatif.
Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini.
Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat arus sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban terhadap sinyal input.
Apa yang dapat kita tarik kesimpulan dari sebuah IC Op-Amp, ternyata untuk mendapatkan penguatan sinyal secara maksimal maka output harus di umpat balikkan ke input negatif bukan ke input positif, jika diumpan balikkan ke input positif maka tidak ada peningkatan sinyal output.
Kalau kita kaji lebih mendalam terkait dengan peningkatan kualitas Ilmu, maka lihatlah kekurangan pada diri kita dalam menuntut ilmu. Sifat-sifat negatif pada diri kita seperti merasa malas, kurang sabar dan kurangnya niat dalam menuntut ilmu harus kita tinggalkan.
Artinya kita cukup memperhatikan sifat-sifat negatif dan kekurangan pada diri kita untuk meningkatkan semangat dalam menuntut ilmu.
Ada beberapa dorongan dalam meningkatkan kualitas ilmu pada diri kita, yaitu dengan cara Ikhlaskan niat, meningkatkan kesabaran, bentuk lingkungan yang baik, memperbarui keimanan dengan dekatkanlah diri kepada Allah Swt serta untuk mencapai ridho Allah SWT. Wallahu a'lam.
Penulis: Nur Cahyo, M.Kom. Dosen Prodi Teknologi Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
Serial artikel Sains Ramadhan merupakan kerjasama iNewsSemarang.id dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.
Editor : Miftahul Arief