get app
inews
Aa Read Next : Selamat! UIN Walisongo Semarang Lepas 1518 Wisudawan, 1047 Diantaranya Lulus Tepat Waktu

Sains Ramadhan : Menguak Sisi Lain Gempa Bumi, Pesan Tersembunyi Sang Khaliq

Sabtu, 30 April 2022 | 22:47 WIB
header img
Ilustrasi gempa bumi. (Foto: Istimewa)

Penulis: Andi Fadllan, S.Si., M.Sc.*

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Kita patut bersyukur hidup di Indonesia, negara dengan bentang alam yang berlimpah dan unik, memiliki 16.771 pulau, panjang garis pantai 99.803 km, 5.807 danau, dan 139 gunung api aktif. Kondisi ini tentu sangat wajar, karena secara geologis, Indonesia terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke arah utara dan lempeng pasifik yang bergerak relatif ke arah barat. Pertemuan kedua lempeng ini menyebabkan tingginya tingkat kerawanan gempa bumi di Indonesia. Badan Geologi mencatat setidaknya telah terjadi 204 kali gempa bumi dalam 10 tahun terakhir (2010-2020), bahkan telah terjadi gempa bumi merusak sebanyak 26 kali hanya di tahun 2021.

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya lapisan permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang menghasilkan gelombang seismik. Akumulasi energi tersebut dapat disebabkan oleh tumbukan antarlempeng bumi, aktivitas gunung api, buatan manusia, atau faktor tumbukan eksternal seperti tumbukan meteor. Gempa bumi merupakan bagian dari mekanisme alamiah untuk menjaga bumi agar tetap berada dalam keseimbangannya. Sebagai bentuk sunnatullah, ketidakseimbangan pada bumi akan selalu diikuti oleh upaya bumi menuju ke titik keseimbangan lainnya. Seperti itulah cara Allah SWT menciptakan sistem untuk menjaga keteraturan alam semesta yang sangat luas ini.

Isyarat tentang gempa bumi telah dinyatakan secara eksplisit dalam al qur’an dengan istilah yang berbeda-beda untuk menjelaskan beberapa fenomena gempa bumi yang berbeda. Istilah gempa bumi tersebut di antaranya adalah “Zalzalah”, “Dakk”, “Syaqq”, dan “Khasafa”. Kata “zalzalah” ditemukan dalam QS Al-Hajj: 1-2 dan QS Al-Zalzalah: 1-2, merujuk pada makna guncangan gempa yang sangat dahsyat dan terjadi di seluruh bagian bumi secara bersamaan. Kata “zalzalah” ini digunakan untuk menggambarkan betapa dahsyatnya gempa bumi di hari kiamat nanti. Bahkan, Allah SWT menggambarkan kedahsyatan gempa bumi tersebut sehingga mengakibatkan semua wanita yang menyusui lalai dari anaknya, gugurnya kandungan semua wanita yang hamil, dan orang-orang berjalan limbung padahal tidak mabuk.

Kedua, kata “Dakk” dan turunannya dimaknai sebagai guncangan gempa terus-menerus yang disertai benturan keras antargunung sehingga menyebabkan kehancuran total (Al-Fajr: 21, Al- Haaqqah: 14). Ditinjau dari seismologi, informasi tentang benturan gunung-gunung tersebut terjadi karena adanya pergerekan lempeng yang saling mendekati. Secara umum, terdapat tiga jenis pergerakan relatif antarlempeng, yaitu pergerakan saling mendekati (collision), saling menjauhi (spreading), dan saling geser (transform). Menurut teori lempeng tektonik, lapisan keras kerak bumi mengapung di atas astenosfer yang cair dan panas sehingga bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan antarlempeng tektonik biasanya merupakan daerah dengan kondisi tektonik aktif yang ditandai seringnya terjadi gempa bumi, gunung berapi, dan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Ketiga, kata “Syaqq” dan turunannya merujuk pada guncangan gempa yang disertai dengan terbelahnya bumi (Qaf: 44, Maryam: 90, ‘Abasa: 26). Menurut seismologi, terbelahnya lapisan permukaan bumi dapat terjadi karena adanya pergeseran lapisan batuan sehingga mengakibatkan sesar atau patahan. Sesar adalah rekahan batuan akibat dari satu blok batuan yang bergeser relatif terhadap blok batuan lainnya. Gaya yang menyebabkan sesar ini dapat berupa gaya tekan, gaya tarik, maupun kombinasi keduanya.

Keempat. kata “Khasafa” dan turunannya (Al-Ankabut: 40, Al-Qashash: 81, Saba’: 9, Al-Nahl: 45, Al-Isra’: 68, dan Al-Mulk: 16) dimaknai sebagai guncangan gempa yang menyebabkan tenggelamnya sebagian daratan dan semua yang ada di permukaannya. Gempa bumi jenis ini dalam seismologi dikenal dengan likuifaksi, yaitu berubahnya tanah menjadi seperti cair sehingga menenggelamkan benda-benda di atasnya. Fenomena ini pernah terjadi di Palu, Sigi, dan Donggala pada tahun 2018 dengan korban jiwa yang tidak sedikit.

Gempa bumi dipahami oleh sebgian besar orang hanya sebagai musibah yang selalu meninggalkan kerugian bagi manusia sehingga tidak ada satu pun manfaat atau sisi positif yang bisa diperoleh dari gempa bumi. Hal ini wajar karena kebanyakan kita hanya melihat dampak yang ditimbulkan, jarang yang mau mengkaji secara mendalam mengapa Allah SWT “perlu” menciptakan gempa bumi. Padahal, jika kita mau merenung kembali mengapa gempa bumi ini terjadi, kita akan melihat betapa luas rahmat Allah yang diberikan kepada kita melalui gempa bumi. Berikut ini beberapa hikmah atau pesan tersembunyi di balik peristiwa gempa bumi.

1. Gempa bumi memunculkan gunung-gunung, daratan, dan palung samudera sehingga memberikan bentuk muka bumi yang beragam. Andaikan tidak ada gempa bumi, maka kita tidak dapat melihat betapa indahnya gunung, perbukitan, lautan, danau, dan bentuk muka bumi lainnya.

2. Gempa bumi memberikan informasi tentang struktur bumi dan lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Informasi ini diperoleh dari data perekaman gempa bumi, seperti episenter, magnitudo, kecepatan gelombang gempa, dan sebagainya. Informasi inilah yang kemudian dianalisis oleh manusia untuk merancang konstruksi bangunan tahan gempa dan menyusun sistem peringatan dini dan mitigasi gempa bumi.

3. Gempa bumi memperkaya nutrisi dalam tanah, mengonsentrasikan mineral batuan, mengatur suhu bumi, dan menjaga keseimbangan kimia laut. Demikianlah pesan tersembunyi yang disampaikan Allah SWT melalui peristiwa gempa bumi. Semoga kita selalu berbaik sangka (husnudzan) kepada-Nya dalam menghadapi setiap peristiwa yang terjadi agar kelak kita menjadi orang-orang yang lebih bijaksana. Wallahu ‘alam bisshawab

*Dosen Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Serial artikel Sains Ramadhan merupakan kerjasama iNewsSemarang.id dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.

Editor : Maulana Salman

Follow Berita iNews Semarang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut