VIRUS CACAR monyet atau monkeypox dilaporkan telah sampai di Singapura. Kementerian Kesehatan negara tetangga itu mengkonfirmasi seorang warga negara Inggris berprofesi sebagai pramugara positif terinfeksi cacar monyet.
Meski kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia, namun pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Ada 2 laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.
Virus cacar monyet atau monkeypox virus merupakan virus yang menyebabkan penyakit cacar monyet. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.
Monkeypox ini pertama kali ditemukan di Denmark pada 1958 ketika ada dua kasus mirip cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian.
Sedangkan kasus pada manusia pertama kali diidentifikasi terjadi pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun asal Kongo tahun 1970.
Cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet (monkeypox virus). Cacar monyet ini termasuk penyakit zoonosis, yakni penyakit yang ditularkan ke manusia dari hewan.
Penularan dari hewan ke manusia terjadi ketika terjadi kontak langsung (gigitan atau cakaran) dengan hewan yang terinfeksi serta mengkonsumsi daging hewan yang terkontaminasi.
Mengutip website WHO, penularan dari hewan ke manusia juga dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa dari hewan yang terinfeksi.
Sedangkan penularan antar manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi.
Penularan melalui partikel pernapasan tetesan biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan. Pada kasus ini, petugas kesehatan, anggota rumah tangga yang melakukan kontak dekat dengan penderita memiliki risiko yang lebih besar.
Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat selama dan setelah kelahiran.
Gejala cacar monyet hampir sama dengan cacar biasa. Masa inkubasi hingga munculnya gejala cacar monyet biasanya selama 6-16 hari atau bekisar 5-21 hari.
Gejala yang dialami orang yang terinfeksi virus cacar monyet ini adalah:
-Demam
-Sakit kepala
-Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
-Nyeri punggung dan otot
-Muncul ruam yang biasanya dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Cara Mengatasi
Hingga kini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet ini. Beberapa obat yang dapat digunakan dalam pengendalian wabah dan mencegah penyebaran penyakit, diantaranya:
1. Vaksin vaccinia (vaksin cacar)
2. Vaccinia imun globulin (VIG)
3. Obat antivirus (pada hewan)
Cacar monyet atau monkeypox ini sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri. Namun, pada beberapa kasus parah yang sering menyerang anak-anak, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi dan bahkan kematian.
Itulah informasi singkat mengenai virus cacar monyet, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Memang, hingga saat ini belum ada kasus kematian yang disebabkan oleh cacar monyet di negara-negara yang sudah melaporkan. Untuk itu, masyarakat dihimbau tetap tenang dan waspada.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait