“Jadi, penggunaan pupuk organik bukan semata-mata karena pupuk yang langka dan mahal. Pertanian ke depan perlu kita dorong dengan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan di sisi lain juga mengadopsi teknologi pertanian agar hasilnya meningkat,” tegasnya.
Untuk membuat pertanian lebih menarik, sambungnya lagi, perlu didorong manajemen bisnisnya sesuai dengan tuntutan zaman. Menurutnya pemasaran hasil pertanian menjadi pekerjaan rumah besar dan sekaligus peluang.
“Di kota-kota besar sudah bermunculan start up pemasaran hasil pertanian. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan-makanan yang sehat, dari hasil pertanian organik, mulai tumbuh. Lambat laun kita akan menuju ke sana, dan perlu disiapkan dari sekarang,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, dalam anggaran perubahan tahun ini pihaknya mendistribusikan sebanyak 54.286 liter pupuk organik cair ke para petani di 20 kecamatan.
Pihaknya menyampaikan terima kasih atas alokasi anggaran yang sudah diberikan kepada Dinas Pertanian dan Pangan untuk petani.
“Semoga alokasi anggaran tahun depan masih diberikan guna untuk perbaikan struktur tanah dan peningkatan Indek Pertanaman serta produksi,” imbuh Pandu.
Sosialisasi bantuan pupuk organik yang digelar Dinas Pertanian dan Pangan di BPP Kecamatan Cepiring diikuti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kecamatan Cepiring, Kangkung dan Rowosari. Berdasarkan Perda tentang Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B), tiga kecamatan tersebut termasuk enam daerah penyangga LP2B di Kabupaten Kendal.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait