Telaah Potensi Perbedaan Awal Syawal 1444 H di Indonesia

Moh. Miftahul Arief
Muhammad Nurkhanif, M.S.I, Dosen Astronomi FSH UIN Walisongo/Pengelola Planetarium & Observatorium UIN Walisongo. Foto ist

Melihat informasi data astronomis hilal syawal 1444 H maka bagi pengamal rukyat dan imkanurrukyat dapat dipastikan tidak akan berhasil untuk mebdapatkan hilal sebab belum mencapai batas minimal kriteria baru MABIMS (3 derajat ketinggian hilal dan 6, 4 derajat elongasi). Berbeda dengan pengamal kriteria wujudul hilal maka hilal sudah dianggap wujud/ada di atas ufuk berapapun ketinggianya. Kembali pada poin yang telah disampaikan di atas, jika sebenarnya objek yang dibidik adalah terlihatnya hilal dan bagaimana cara dan proses melihatnya secara fiqih dan Sains. Maka tentu hisab dan rukyat itu jika merupakan sebuah proses ilmiah maka kebenaran perhitungan data astronomis hilal sebagai hipotesis awal harus dibuktkan dan diverifikasi di lapangan secara langsung dengan melibatkan indra mata. Berhasil atau tidaknya untuk mendapati hilal itu bergantung pada kondisi hilal itu sensdiri  dan mempertimbangkan  factor pendukung dan juga factor penghalang keberhasilan mendapati hilal terlihat.

Namun apapun metode, cara dan gaya pandang terhadap pennetuan awal syawal ini harus tetap mempertahankan aspek kemaslahatan dan menjunjung tinggi nilai kearifan, kebijaksanaan dan toleransi yang kuat. Wallahu ‘alam bi al Shawwab.



Editor : Miftahul Arief

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network