“Kami sudah merasakan program Pak Ganjar di Jawa Tengah. Salah satunya program tunjangan Guru Madin yang sangat membantu para guru-guru madrasah di pedasaan. Kami ingin agar program ini bisa diwujudkan secara nasional,” tuturnya.
Sementara itu, Kiai Sanadi, pimpinan MajelisAsemdoyong, menyoroti fenomena pelanggaran etika dan hokum yang dilakukan pada Pilpres tahun ini. Meski sudah banyak bukti yang terang benderang, imbuhnya, namun tidak ada sanksi yang diberikan.
“Hal ini tentu tidak seirama dengan ajaran Islam di mana Rasulullah SAW. Seorang pemimpin itu haruslah memiliki sifat yang shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah,” terangnya.
Istighosah yang digelar di kediaman Kiai Munawwar Asyari di Pemalang itu dihadiri sedikitnya 300 relawan dari berbagai daerah di Pekalongan Raya. Mereka adalah para kiai, pengasuh pesantren, guru ngaji dan santri dari Brebes hingga Pekalongan.
Menyebut diantaranya, KH Ulin Nuha pengasuh ponpes Addanuriyah Batang, KH Ishomudin pengasuh ponpes Barokatul Maruf Tegal, Gus M Iqbal muharrik Jaga NU Pekalongan.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait