Hal serupa disampaikan Wakil Kepala SMKN Jateng bidang Humas Heri Purnomo. Menurutnya, hingga saat ini pembuat akun cenderung memilih SMK N Jateng boarding (sistem asrama) yang ada di Semarang, Pati dan Purbalingga.
Padahal, menurutnya sekolah Semi Boarding yang tersebar di 15 wilayah juga diperuntukkan bagi siswa dari keluarga miskin dan gratis.
"Pembuat akun sudah ada 2.700, dari kuota 777 tempat duduk. Namun sebaran tak merata. Lebih banyak peminat di kampus boarding. Kalau pendaftar di semi boarding misal kuota ada 30, pendaftar baru 40, 20 baru 10 orang. Akhirnya (ditakutkan) banyak siswa miskin tak diterima karena lebih memilih diterima di SMK N Jateng boarding," ujarnya.
Menurutnya, banyak warga yang belum paham terkait sekolah yang boarding dan semi boarding. Dijelaskan Heri, yang membedakan SMK boarding dan semi boarding adalah lingkungannya.
Kalau full boarding, seluruh siswanya dalam satu sekolah boarding semua. Namun, jika semi boarding mereka diasramakan tetapi ketika pembelajaran bergabung bersama siswa reguler di SMK tersebut.
"Fasilitasnya persis seperti di SMK N Jateng ada asrama, gratis, makan. Bedanya, tidak dibangunkan bentuk fisik sekolah full, tapi dititipkan di sekolah reguler. Jadi, SMKN gratis di Jateng kini ada 18 tempat dengan kuota 777 siswa," jelasnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait