Khawatir Dampak Psikologi dari PJJ pada Anak? Ini Tips dari Psikolog

Avirista Midaada
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) (Foto Antara)

MALANG. iNewsSemarang.id - Distopnya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring pada beberapa daerah disebut memiliki dampak pada psikologis anak.

Psikolog Universitas Brawijaya (UB) Ari Pratiwi menyebut Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka kembali menjadi daring dinilai menimbulkan perasaan ketidakpastian kepada anak. Pasalnya perubahan ini memang fleksibel dan terkesan mendadak.

“Mereka kan termasuk baru memulai adaptasi dari rumah ke sekolah sekarang di rumah lagi. Tentu hal ini membuat anak anak akan merasa tidak pasti. Kita saja yang dewasa kadang merasa tidak pasti perasaannya tidak senang juga,” ucap Ari Pratiwi, kepada MNC Portal, pada Senin (14/2/2022).

Hal ini membuat Psikolog Ari Pratiwi memberikan empat tips yang dapat digunakan orang tua dan anak saat pemberlakuan sekolah online dapat berjalan dengan lancar.

Pertama, dikatakan Ari Pratiwi sikap fleksibel perlu dikedepankan orang tua kepada anak-anak karena adanya kebijakan perubahan PTM, yang bisa berubah setiap saat.

“Orang tua mengajarkan sikap fleksibel, sebab kalau kaku malah membuat anak - anak stres di rumah, perilaku mereka tidak terkendali dan jika direspon negatif oleh orang tua malah akan membuat konflik,” ucapnya.

Sikap fleksibel ini menurut Ari, akan membuat anak siap dalam kondisi apapun kebijakan PTM yang akan dilakukan,meski kebijakannya berubah-ubah.
Maka dosen Psikologi di Universitas Brawijaya ini menyebut, orang tua wajib memahami perasaan anak. Sebab ada potensi anak-anak yang sudah semangat, tapi ternyata mereka waktunya belajar di rumah, atau sebaliknya. Dimana seharusnya belajar di sekolah malah mereka malas untuk ke sekolah.

“Ini perlu orang tua memahami perasaan misal bilang oh lagi semangat ya ke sekolah tapi sayang kita sekarang belajar di rumah dulu ya,” imbuh alumni Universitas Indonesia ini.

Tips ketiga yang diberikannya yakni mengatur waktu dan menjalankannya dengan konsisten. Dimana Ari perlu menyarankan, orang tua membuat aturan bahwa meski anak belajar di rumah, maka perilakunya sama dengan ketika belajar di sekolah salah satunya tetap bangun pagi.

“Harus konsisten meski di rumah harus tetap bangun pagi. Jangan sampai tidak teratur, ritmenya sama konsisten, meski di rumah ya tetap pagi sehingga ritmenya terjaga,” katanya.

Editor : Miftahul Arief

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network