Usaha bakso yang digelutinya dengan istri sejak 2011 itu terus berkembang hingga kini.
Walaupun bakso dijual dengan harga murah, ia juga tetap menggunakan bahan-bahan yang halal. "Walaupun harga Rp2.000 per porsi, tetap halal. Kan awal mula saya jualan bakso itu tidak memikirkan untung, tapi bagaimana agar yang beli besok kembali lagi. Alhamdulilah, saat ini bisa berkembang," kata dia.
Kholifah, istri dari Muh Mansyur mengatakan di pandemi Covid-19 usahanya sempat terkendala, karena orang takut keluar rumah. Selain itu, juga protokol kesehatan juga sangat ketat, sehingga dirinya berpikir untuk membuat bakso yang dibekukan.
Hasilnya, permintaan ternyata sangat banyak. Bahkan, naik hingga 20 persen saat pandemi. Saat ini, setiap hari, untuk daging sebagai bahan bakso dibutuhkan sekitar 1,5 kuintal, namun saat akhir pekan seperti Sabtu atau Minggu bisa antara 3-4 kuintal daging.
Dia menyebut, permintaan datang dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya Jakarta, Bekasi. Ada juga dari Jawa Timur, misalnya Surabaya, Malang, Blitar. Semua selalu kembali order.
"Bakso di kami itu praktis, di dalamnya itu sudah ada bumbu, harganya juga terjangkau. Untuk satu bungkus isi 25 biji bakso, harganya Rp10.000, kalau yang bakso besar isi empat itu harganya Rp20.000 dan tahu bakso itu harganya Rp10.000 isi 10 biji," kata dia.
Dia juga mengatakan, di pandemi Covid-19 tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Ada sekitar 22 orang yang bekerja di tempatnya, dengan berbagai tugas, baik di bagian pelayanan bakso maupun di dapur.
Kholifah pun menegaskan usahanya ini sudah mempunyai izin termasuk dalam proses untuk pengajuan label halal. Ia berharap, usahanya ini terus berkembang, sehingga ke depan bisa semakin mensejahterakan karyawan.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait