JAKARTA, iNewsSemarang.id - Kisah mualaf Yohanes atau akrab disapa Pak Yo ini penuh inspirasi. Dulu dia sempat membenci ajaran agama Islam, kini membangun rumah penghafal Alquran.
Sebelum mantap menjadi mualaf, Pak Yo merupakan pemuka agama yang kerap memurtadkan orang.
Dia bercerita setelah 90 hari masuk Islam, dirinya belajar banyak tentang adab-adab dari segala aspek kehidupan. Salah satunya adab ketika makan dan minum menggunakan tangan kanan serta tidak boleh berdiri.
"Saya pernah beli minuman kesukaan saya, kemudian saya buka, saya minum pakai tangan kiri, terus ditepis sampai jatuh. Terus diperingatkan sama seseorang disuruh pakai tangan kanan. Saya bilang, 'Saya akan minum pakai tangan kanan tapi tolong belikan minuman saya yang tadi jatuh'," ungkap Pak Yo seperti dilansir kanal YouTube Ngaji Cerdas.
Selain itu, dia juga belajar banyak tentang keteladan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, terutama mengenai kepemimpinan atau leadership. Menurut dia dari situ ada unsur akidah dan syariat yang membuatnya makin memahami.
"Saya juga belajar tentang sholat, karena saya sering gagal paham, apalagi saat keluar kota. Enggak tahu apa itu jamak atau apa itu qashar. Saya bersyukur punya banyak teman dan bisa memberikan saya ilmu tentang itu," ujarnya.
Dia mengatakan ketika masuk Islam dirinya berkomitmen berdakwah meski dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki. Bahkan saat ini dia mempunyai sebuah rumah bernama Griya Basyiran di Kadirejo, Semarang, Jawa Tengah.
Dia menceritakan saat resmi menjadi mualaf di hari ketujuh, dai mengajak komunitas pembina mualaf untuk berkeliling ke tempat di mana dulu saat menjadi pemuka agama dia memurtadkan orang dengan metode belajar.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait