DENPASAR, iNewsSemarang.id – Menonton Youtube juga dapat mendatangkan untung, contohnya dialami Sebastian Garry Yusuf, remaja yang baru berusia 18 tahun ini awalnya menonton tutorial pembuatan martabak dan mempraktekkannya, hingga akhirnya mampu meraih omzet hingga Rp100 juta setiap bulan.
Pemilik usaha Martabak Sultan di Denpasar, Bali bercerita bahwa bisnis martabak ini baru digelutinya di awal masa pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
Saat ini usahanya tersebut telah berkembang menjadi lima cabang sehingga menjadikannya berjuluk sebagai remaja pengusaha
Memutuskan untuk berwirausaha bukanlah hal yang mudah. Berbagai persiapan matang harus dilakukan agar usaha dapat berjalan seiring perkembangan zaman.
Dengan berbagai pertimbangan, dia memilih untuk memulai usaha kuliner martabak yang memang banyak disukai dan terkenal di Indonesia.
Pemuda yang akrab disapa Garry ini menceritakan, modal awal usaha martabak itu didapat dari hasil penjualan playstation adiknya. Dia menjualnya secara diam-diam di awal pandemi Covid-19.
“Awalnya karena adik saya pengen martabak terus. Daripada saya beli martabak terus, mending saya bikin sendiri aja, saya pikir. Akhirnya saya jual beberapa barang untuk modal awal, termasuk playstation adik saya,” kata Garry ditemui iNews.id beberapa waktu lalu.
Setelah hampir dua tahun berjalan, usahanya ternyata terus berkembang. Kini, dia berhasil membuka lima cabang dan mempekerjakan 13 orang karyawan. Omzetnya juga terus meningkat hingga mencapai Rp100 juta per bulan.
“Saya juga tidak menyangka usaha saya bisa booming seperti ini dan berkembang. Dalam sehari bisa laku minimal dari 100 kotak. Omzetnya bisa Rp50 juta hingga Rp100 juta sebulan,” kata Garry.
Garry menceritakan, kemampuannya membuat martabak didapat dengan belajar secara otodidak dari YouTube.
Berkat keuletannya, dia mampu membuat berbagai varian martabak mulai dari martabak telor, manis, coklat keju, red velvet dan mozarella.
“Kebetulan orang tua saya pedagang kue, jadi saya gabung-gabungkan aja. Orang tua saya juga sangat memberikan support,” ujarnya.
Dia tidak memungkiri dalam menjalankan usaha, kerap menemui berbagai kendala. Namun, itu tidak menjadi halangan baginya. Apalagi, keluarga selalu memberikan dukungan untuk terus mengembangkan usaha martabak tersebut.
Terbukti, dia telah membuka lima cabang usaha yang berada di kawasan Dalung, Imam Bonjol, Renon, Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait