SEMARANG, iNewsSemarang.id – Sektor industri memiliki peran penting dalam mendukung komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sesuai Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), sebesar 32 persen atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Sebagai penyumbang emisi terbesar di Indonesia, sektor ini didorong untuk melakukan berbagai inisiatif hijau, termasukimplementasi bauran energi bersih guna menekan jumlah emisi karbon.
Salah satu langkah strategis yang semakin populer adalah pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi surya kini menjadi tren yang relevan, efisien dan terjangkau seiringdengan meningkatnya kebutuhan energi di sektor industri.
Di Jawa Tengah, sebanyak 25 persenpelanggan PLN telah menggunakan PLTS atap sebagai bagian dari inisiatif hijau mereka, menegaskanpentingnya peran industri dalam mendorong transformasi energi.SUN Energy, sebagai salah satu penyedia layanan EBT di sektor industri, memperkuat komitmennyauntuk mempercepat adopsi energi surya di wilayah ini.
Jawa Timur kini berkontribusi hampir 20% daritotal pemasangan solar panel SUN Energy di seluruh Indonesia. Wilayah ini menjadi sentra strategis bagiSUN Energy dalam mengembangkan instalasi PLTS di sektor industri.
“Perkembangan energi surya di Indonesia saatini telah berlangsung secara masif. Semakin banyak sektor industri yang sadar akan manfaatpemanfaatan EBT, khususnya energi surya, sebagai opsi renewable yang terjangkau. Dengan kapasitasproyek PLTS sebesar 175 MWp yang telah dicapai pada tahun 2024, dan penetrasi di Jawa Tengah mencapai 10-15% dari total kapasitas terpasang,” kata Oky Gunawan, Chief of Sales SUN Energy di Semarang, Senin (9/12/2024).
“Salah satu inisiatif kami adalah menyelenggarakanGreen Future Summit, yang dirancang untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan gunamempercepat adopsi energi terbarukan di sektor industri. Acara ini akan berlangsung di tiga kota, yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait