SEMARANG, iNewsSemarang.id - Soegijapranata Catholic University (SCU) mengukuhkan 4 Profesor alias Guru Besar di Auditorium Agnes Widanti, Kampus I Bendan, Kota Semarang, Rabu (26/2/2025). Rektor SCU Ferdinandus Hindiarto berpesan agar mereka ini bisa menjadi lentera bagi negeri.
“Sebagai pertanggungjawaban akademik universitas, keempat guru besar itu semoga menjadi lentera SCU bagi negeri. Situasi akhir-akhir ini, Indonesia gelap. Indonesia saat ini butuh lentera, maka profesor ini harus menjadi lentera supaya kegelapan bangsa ini sedikit demi sedikit menjadi terang, dengan masing-masing kepakarannya,” kata Ferdi, sapaan Rektor SCU.
Empat guru besar yang dikukuhkan itu masing-masing; Prof. Bernardius Harnadi (Bidang Teknologi Informasi Bisnis Fakultas Ilmu Komputer), Prof. Victoria Kristina Ananingsih (Bidang Rekayasa Proses Pangan Fakultas Teknologi Pertanian), Prof. Henny Hartono (Bidang Teaching English as a Foreign Language Fakultas Bahasa dan Seni) dan Prof. Theresia Dwi Hastuti (Bidang Fraud dan Forensik Audit).
Ferdi menyebut, para guru besar itu juga diharapkan bisa meneladani sosok Mgr. Soegijapranata, yang disebutnya sebagai sosok yang sangat mencintai bangsanya. Para guru besar itu, sebut Ferdi, tidak perlu muluk-muluk dengan karya yang besar, namun langkah konkret mendidik mahasiswa agar lebih optimis menatap masa depan, itu sangat mungkin dilakukan.
“Jadi lulusannya tidak ‘kabur aja dulu’, tapi mencintai tanah airnya. Tidak usah denial ya, karena situasinya menurut saya tidak baik-baik saja,” sambung Ferdi.
Dia menyebut, bertambahnya 4 guru besar ini membuat SCU kini memiliki total 12 guru besar. Bagi kampus SCU yang baru berusia 42 tahun, di sebut Ferdi sebagai usia sangat muda bagi universitas, capaian yang diraih itu patut dan layak disambut dengan gembira.
“Kalau patokannya (usia universitas), Harvard itu 500 tahun lebih, Parahyangan Bandung sudah 70 tahun, UKSW 72 atau 73 tahun. Itu sebuah hal yang layak dan patut disyukuri,” kata Ferdi.
Dia menjelaskan, guru besar bukan gelar namun jabatan. Titik tertinggi seorang dosen.
“Guru besar bukan gelar tapi jabatan, itu yang harus selalu diluruskan. Makanya disebut jabatan akademik dosen bukan gelar. Kalau gelar itu kan diperoleh dari sebuah studi, kalau jabatan itu karena sebuah karya pada titik tertentu lalu layak mendapatkan jabatan profesor atau guru besar,” tandas Ferdi.
*Orasi Ilmiah*
Sementara, pada pengukuhannya, empat guru besar SCU itu memaparkan orasi ilmiah. Prof Bernardinus menyoroti perbedaan penerimaan masyarakat terhadap teknologi gim daring berdasarkan usia, gender, dan pengalaman penggunaan. Melalui Orasi Ilmiah berjudul “Penerimaan Teknologi Game Online Multidimensi: Implikasi dan Strategi Penerimaan Teknologi Informasi Masyarakat,” Prof Bernardinus berupaya merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan dan mengurangi ketergantungan gim daring.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait