GAZA, iNewsSemarang id - Victoria Roger (21) dengan berat hati harus meninggalkan Kota Vinnytsia, Ukraina, yang sedang dilanda perang dengan pasukan militer Rusia.
Sayangnya, mahasiswi jurusan farmasi farmasi yang mengenakan jilbab ini tak punya tujuan sebagai tempat mengungsi mencari perlindungan, selain Palestina.
Terlebih, satu-satunya tempat mencari keamanan itu terletak di Jalur Gaza, daerah konflik yang rentan terhadap serangan Israel.
"Suami saya orang Palestina dari Jalur Gaza. Karena pemboman Rusia, kami tidak punya pilihan selain pindah ke tempat suami saya berasal, Gaza," katanya, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Media itu tidak menyinggung identitas agama perempuan berkewarganegaraan Ukraina tersebut, apakah pemeluk Islam atau bukan, yang jelas perempuan itu mengenakan jilbab sebagaimana yang dikenakan muslimah di Indonesia.
Victoria Roger telah 2,5 tahun menikah dengan Ibrahim Saidam, warga Palestina yang sedang kuliah di Ukraina. Keduanya kuliah di kampus yang sama. Victoria mahasiswi jurusan farmasi, sementara suaminya mahasiswa kedokteran.
"Kami meninggalkan teman dan keluarga kami dan kami tidak tahu apa-apa tentang keberadaan mereka," kata Victoria seperti dilansir dari Anadolu.
Victoria mengatakan, sebenarnya dirinya juga khawatir akan keselamatannya saat berada di Gaza. Namun demikian, dia mengakui wilayah Palestina sekarang lebih aman daripada Ukraina.
Meskipun berat meninggalkan negaranya, Victoria mengaku lega berada di antara keluarga suaminya. Dia juga berterima kasih kepada penduduk di lingkungan barunya yang telah menyambutnya dengan hangat.
Dia berharap, warga Gaza dan Ukraina akan menjalani kehidupan yang bahagia dan aman.
Suaminya, Saidam, mengecam situasi di Vinnytsia sebagai kondisi yang "menakutkan" dan "sangat menghancurkan". Hal itu persis sama seperti yang dia alami selama serangan Israel di Gaza.
Saidam ingin kembali bersama istrinya ke Ukraina segera setelah perang berakhir. Keduanya ingin melihat keluarga istrinya dan menyelesaikan studi mereka.
Menurut perkiraan PBB, setidaknya 902 warga sipil telah tewas dan sekitar 1.459 terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perangnya terhadap tetangga baratnya pada 24 Februari.
PBB mengatakan angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena kondisi di lapangan membuat verifikasi menjadi sulit.
Data PBB menunjukkan lebih dari 3,38 juta pengungsi telah melarikan diri dari Ukraina sejak perang dimulai, sementara sekitar 6,5 juta diperkirakan menjadi pengungsi internal di negara itu.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait