4. Fokus pada Teknik Dasar yang Dibutuhkan Sehari-hari
Alih-alih langsung mengajarkan teknik kuliner profesional, kelas justru fokus pada teknik dasar yang bisa diterapkan setiap hari. Mulai dari memotong bahan dengan rapi, menumis secara efisien, hingga pengaturan suhu kompor agar masakan tidak mudah gosong.
5. Waktu Masak Disesuaikan dengan Aktivitas Rumah Tangga
Setiap resep dirancang agar bisa dimasak dalam waktu 30 menit atau kurang, menyesuaikan dengan aktivitas para ibu rumah tangga yang harus membagi waktu antara mengurus rumah, anak, dan pekerjaan lainnya.
6. Simulasi Usaha dari Menu Rumahan
Resep dari Amih tidak hanya mengajarkan cara memasak untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga membekali peserta dengan wawasan memulai usaha rumahan. Dari resep donat, risoles, hingga camilan kekinian, peserta diajak mensimulasikan harga jual, strategi promosi ringan, dan cara menerima pre-order dari tetangga atau media sosial.
Seluruh pendekatan ini tidak hanya diterapkan dalam modul e-course, tapi juga diperluas melalui konten-konten yang dibagikan secara aktif di media sosial. Akun Instagram dan TikTok Resep dari Amih menjadi kanal inspirasi yang konsisten menyajikan video tutorial singkat, tips menu harian, hingga
cerita-cerita dari komunitas peserta yang aktif. Kehadiran dua platform ini memperkuat ekosistem belajar, menjangkau lebih banyak ibu rumah tangga, dan membentuk komunitas yang saling mendukung.
Resep dari Amih berada di bawah naungan PT Chairiana Prima Lestari, berbasis di Tangerang Selatan. Dalam perjalanannya, brand ini berkembang bukan hanya sebagai tempat belajar memasak, tetapi juga sebagai ruang pemberdayaan yang membawa nilai-nilai kemandirian, keberanian, dan semangat keluarga.
“Yang kami ajarkan bukan sekadar resep, tapi cara agar peserta merasa punya kendali di dapurnya sendiri. Kalau dapur dikelola dengan cinta dan percaya diri, dari sanalah kemandirian keluarga bisa tumbuh,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait