TAFSIR TAHLILI
(35) Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan sifat-sifat hamba-Nya yang akan diampuni segala dosa dan kesalahannya serta dimasukkan ke dalam surga.
Sifat-sifat mereka ada sepuluh macam:
1. Taat dan tunduk kepada hukum Islam, baik ucapan maupun perbuatan.
2. Membenarkan dan mempercayai ajaran Allah dan rasul-Nya.
3. Selalu melaksanakan perintah-perintah agama dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan.
4. Selalu benar dalam ucapan dan perbuatan, sebagai tanda keimanan yang sempurna. Dalam sebuah hadis yang sahih disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Peganglah kebenaran, bahwa kebenaran itu membawa pada kebajikan, dan kebajikan akan membawa masuk surga, dan jauhilah dusta, sebab dusta itu membawa pada kedurhakaan dan kedurhakaan itu membawa ke neraka.”
5. Sabar menghadapi kesulitan dan penderitaan dalam melaksanakan perintah Allah serta menahan syahwat dan hawa nafsu.
6. Khusyuk dan tawaduk kepada Allah, baik jasmani maupun rohani, dalam melaksanakan semua tugas dan kewajiban dan keikhlasan semata-mata untuk mencari keridaan Allah.
7. Bersedekah dengan harta dan memberi bantuan kepada mereka yang serba kekurangan dan tidak mempunyai penghasilan.
8. Berpuasa yang dapat membantu menundukkan syahwat dan hawa nafsu, sebagaimana tercantum di dalam sabda Rasulullah saw:
يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَاِنَّهُ اَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَاَحْصَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَاِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. (رواه البخاري ومسلم عن ابن مسعود)
“Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk kawin silakan kawin, karena perkawinan itu lebih dapat menahan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu, supaya berpuasa, karena berpuasa itu dapat membendung syahwatnya.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas‘ud);
9. Menjaga kemaluan dan kehormatan dari segala perbuatan yang haram dan keji, sesuai dengan firman Allah:
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ ٥ اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ ٦ فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعٰدُوْنَ ۚ ٧
Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (al-Mu'minµn/23: 5-7);
10. Selalu ingat kepada Allah dengan lidah dan hati, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Mujahid yang menyatakan bahwa seseorang itu belum disebut banyak mengingat Allah kecuali bila sudah dapat mengingat-Nya sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Abu Sa‘id al-Khudri telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda:
اِذَا اَيْقَظَ الرَّجُلُ اِمْرَاَتَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ كَانَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ مِنَ الذَّاكِرِيْنَ الله َكَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ. (رواه أبو داود والنسائى وابن ماجه)
“Apabila seorang suami membangunkan seorang istrinya di malam hari lalu mereka shalat tahajud dua rakaat , maka mereka berdua pada malam tersebut termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah.” (Riwayat Abµ Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah);
Dalam hadis yang lain dari Sahal bin Mu'adz al-Juhani dari ayahnya diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw:
اَيُّ الْمُجَاهِدِيْنَ اَعْظَمُ اَجْرًا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرًا. قَالَ: أَيُّ الصَّائِمِيْنَ اَكْثَرُ اَجْرًا؟ قَالَ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرًا ثُمَّ ذَكَرَ الصَّلاَةَ وَالزَّكَاةَ وَالْحَجَّ وَالصَّدَقَةَ كُلُّ ذَلِكَ يَقُوْلُ رَسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَكْثَرُهُمْ ذِكْرًا. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ لِعُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ: ذَهَبَ الذَّاكِرُوْنَ بِكُلِّ خَيْرٍ. فَقَالَ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَجَلْ. (رواه احمد)
“Pejuang-pejuang manakah yang paling besar pahalanya wahai Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Yang paling banyak ingatnya kepada Allah. Lalu ia bertanya lagi,” Cara orang yang berpuasa manakah yang paling besar pahalanya?” Nabi saw menjawab, “Yang paling banyak ingat kepada Allah.” Kemudian dia menyebutkan pula orang yang shalat, berzakat, menunaikan haji dan bersedekah, dan pada kesemuanya itu Nabi saw mengatakan, “Mereka yang paling banyak ingatnya kepada Allah.” Abu Bakar lalu berkata kepada Umar, “Orang yang banyak ingatnya kepada Allah telah membawa semua kebajikan.” Dan Nabi saw menambahkan, “Memang demikianlah.” (Riwayat Ahmad).
Demikian tadarus kita tentang sepuluh karakter mulia hamba Allah SWT dan semoga menjadi Pendidikan karakter dan mewujud pada diri setiap mukmin untuk meraih maghfirah ridho dan pahala agung berupa surga dari Allah SWT.
والله المستعان واعلم
Penulis: H. Ismail SM, Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang/ Pengurus MUI Kota Semarang.
Editor : Miftahul Arief
Artikel Terkait