“Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” ujar Luthfi.
Menurutnya, pencarian dan upaya penanganan diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB. “Kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” katanya.
Luthfi menyebut bantuan dari provinsi sudah disiapkan dan dikirim. Pun demikian, Ia mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat banyaknya wilayah yang rawan longsor.
Pemprov juga akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang. Sebagai informasi, data bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta.
Bantuan tersebut meliputi logistik dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN senilai Rp239,35 juta, beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp11,91 juta.
Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana, yaitu logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp 15,5 juta dan tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp 45 juta, serta logistik dari BPBD Jateng senilai Rp 46,72 juta.
Selain itu, Pemprov Jateng juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
