Mengintip Kekayaan Elon Musk, Pemilik Twitter Hingga Perusahaan Luar Angkasa Paling Tajir Sejagad

ELON MUSK tercatat sebagai orang terkaya di dunia saat ini. Berdasarkan laporan Forbes, kekayaan Elon tercatat sebesar US$219 miliar atau Rp3.265 triliun (kurs Rp14.900/US$) pada 2022. Nilai tersebut naik 45,03% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$151 miliar.

Pendiri perusahaan teknologi SpaceX ini memang sangat ambisius dalam berbisnis. Baru-baru ini ia telah mengakuisisi 100% kepemilikan sebuah platform media sosial Twitter. Lantas bagaimana Profil Elon Musk dan dari mana saja sumber kekayaannya berasal?

Baca Juga

Heboh Bahan Bakar Air Nikuba, Begini Respon Sinis Elon Musk

Profil Elon Musk

Pemilik nama lengkap Elon Reeve Musk ini lahir pada 28 Juni 1971 tepatnya di Pretoria, Afrika Selatan. Ia memiliki sosok ayah pekerja keras bernama Errol Musk yang bekerja sebagai ahli elektromekanik, pernah bekerja juga sebagai pilot dan pelaut, sedangkan Ibunya merupakan seorang model dari Kanada bernama Maye Musk.

Konglomerat asal Amerika ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, ia memiliki dua adik yang bernama Kimbal dan Tosca. Elon Musk pun harus tinggal bersama sang ayah setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai di tahun 1980.

Baca Juga

Profil Linda Yaccarino, Bos Baru Twitter Pengganti Elon Musk

Di Usia yang menginjak 12 tahun, Elon Musk pernah menjual video game yang ia buat ke sebuah majalah komputer. Karena tuntutan wajib militer yang ada di negara kelahirannya. Elon Musk pun menolak untuk mengikutinya dengan alasan ingin mencari peluang bisnis yang lebih besar, maka ia memutuskan untuk pindah ke Kanada.

Elon Musk mengenyam bangku perkuliahan di Queen's University di Ontario, namun tak selang begitu lama ia harus pindah ke University Of Pennsylvania, Philadelphia, dan lulus di tahun 1997 dengan mendapat dua gelar yakni sarjana ekonomi dan juga fisika.

Selepas lulus kuliah, Elon Musk dan adik laki-lakinya bernama Kimbal mendirikan direktori bisnis online bernama ZIp2 di tahun 1995. Namun pada tahun 1999 kakak beradik tersebut  menjual perusahaan seharga USD307 juta atau setara dengan Rp4,5 Triliun.

Baca Juga

Usai Akuisisi Twitter, Tesla Kembali Jual Saham Rp56,2 Triliun

Saat perusahaannya berhasil terjual dengan kesepakatan harga USD22 juta jika dirupiahkan setara dengan RP326 miliar, ia pun akhirnya masuk ke perusahaan perbankan serta pembayaran online lantas mendirikan PayPal.

Semangat kerja keras yang dimiliki Elon Musk membuahkan hasil dengan  mendirikan SpaceX di tahun 2002. Perjalananya tak begitu mulus, pasalnya SpaceX pernah mengalami kesulitan, namun akhirnya di tahun 2008 mendapatkan pendanaan USD1,6 miliar dari NASA untuk melakukan kontrak kerja sama.

Baca Juga

Tak Hanya Twitter, Berikut Jajaran Perusahaan Besar Milik Elon Musk

Pada Tahun 2012 perusahaan Tesla milik Elon Musk ini memproduksi Kendaraan pertamanya, Musk yang memegang saham tesla kurang lebih 21% menjadi sangat kaya setelah saham Tesla meningkat tiga kali lipat akhir-akhir ini.

Kekayaan Elon Musk

Kekayaan yang dimiliki Musk begitu banyak, terlihat dari salah satu saham di perusahaan SpaceX miliknya, ia memiliki 48% kepemilikan saham yang senilai dengan USD100 miliar atau setara dengan Rp1,4 triliun.

Baca Juga

Elon Musk Digugat Mantan Karyawan Twitter yang Di-PHK karena Merasa Dibohongi

Sumber kekayaan lainya berasal dari perusahan The Boring Company, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan milik Elon Musk yang bergerak di sektor jasa pembangunan terowongan dan infrastruktur di Amerika Serikat dengan nilai perusahaan sebesar USD5,7 miliar setara dengan Rp84  triliun

Belum puas dengan hartanya yang melimpah, Elon Musk pun mengakuisisi Twitter dengan membeli 100% kepemilikan saham dengan membelinya di harga USD44 miliar atau setara dengan Rp652 triliun.

Kekayaan semakin bertambah dengan menjamurnya perusahaan yang dimiliki Elon Musk ini. Banyak dari orang-orang di dunia yang mengidolakan sosok pria yang satu ini.

Demikian profil dan kekayaan Elon Musk yang merupakan orang terkaya di dunia saat ini.

Editor : Sulhanudin Attar