Sebagai bagian terintegrasi dari pendidikan di Indonesia, bimbingan dan konseling diharapkan mengoptimalkan peran pendidikan dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia terutama dalam membentuk benteng-benteng kepribadian yang mampu menjadi filter bagi setiap insan Indonesia yang akan berinteraksi dengan budaya lain di dunia. Hall (2006) menjelaskan bahwa konselor bekerja dengan orang dewasa dalam transisi dapat mengintegrasikan prinsip- prinsip pembangunan karakter, menciptakan kerangka untuk dialog tentang hubungan antara identitas klien karakter dan perjuangan pribadi mereka dan keberhasilan. Strategi intervensi yang diusulkan berfokus pada pengembangan identitas karakter untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif dan hidup otentik. Mengacu pendapat tersebut menjadi penting untuk memerankan konseling sebagai salah satu cara pembentukan karakter secara utuh manusia Indonesia.
Sebagai bangsa yang kaya akan budaya selayaknya Indonesia juga memperkuat berbagai lini dengan ciri khas karakter keIndonesiaan. Indonesia memiliki kekayaan dalam hal kearifan budaya yang setiap nilai-nilainya bisa diangkat sebagai basis filosofis dan nilai acuan dalam kegiatan konseling yang berciri ke-Indonesia-an. Paling tidak jika mengacu pada suku dan budaya antara Jawa, Sunda, Bali, Betawi, Bugis, Melayu, Banjar, Dayak, Asmat dan masih banyak yang lainnya memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang tentu menjadi acuan kebenaran dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Apa lagi jika sudah mengacu pada agama, kepercayaan dan berbagai aliran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Editor : Miftahul Arief