Dalam budaya Karia (Suku Muna Sulawesi Tenggara) diajarkan lima nilai dasar yaitu kafoluku (pemahaman diri dan tingkah laku), kabhansule (pemahaman peran), kalempagi (pertumbuhan dan perkembangan), katandano wite (rendah hati dan amanah), dan linda (aktualisasi diri).
Tri Hita Karana (Bali) juga mengajarkan keseimbangan untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup antara hubungan manusia dengan tuhan (Parahyangan), manusia dengan manusia (Pawongan) dan hubungan manusia dengan alam (Palemahan). Semboyan Ing Ngarsa Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handdayani adalah pedoman penting yang sering terlupakan oleh pendidik di Indonesia. Keharusan menunjukkan kinerja profesional terkadang menutup memori mengenai keharusan seorang guru menjadi tauladan, penyemabnag dan individu bermanfaat. Oleh karena itu diperlukan komitmen, kesungguhan dan kepercayaan diri dari insan pendidikan utamanya konselor dalam menanamkan nilai-nilai kearifan budaya pada siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel ini sangat sederhana, tetapi semoga dapat menginspirasi para praktisi dan akademisi Bimbingan Konseling untuk lebih mengapresiasi pemikiran-pemikiran local sebagai local wisdom. Bagi para akademisi mungkin bisa lebih dikembangkan secara operasional bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal ini dalam praktek bimbingan konseling di sekolah. Semoga karya ini bermanfaat dan berkah.
Editor : Miftahul Arief