Ganjar melanjutkan silaturahmi ke kediaman Gus Baha di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran LP3iA Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.
Ganjar saat sowan Gus Mus di komplek pesantren Raudlatul Thalibin di Leteh, Rembang. Foto: dok. Humas Pemprov Jateng
Sekitar dua jam pertemuan berlangsung penuh tawa dan kegembiraan. Meskipun begitu, Ganjar mengaku turut nyantri dan belajar hal baru dari Gus Baha.
"Saya itu kalau ketemu Gus Baha, satu pasti belajar sesuatu yang baru. Hari ini saya silaturahmi halalbihalal ke Gus Mus, ke Gus Baha, mumpung satu jalur," katanya.
Ganjar menyebut Gus Baha menyampaikan tentang kepempinan yang memberikan contoh dan tidak memusuhi rakyatnya. Termasuk pesan menjadi seorang pimpin harus mengayomi dan melindungi rakyat. Menurutnya cara penyampaian Gus Baha amat menyejukkan, mudah dipahami dan solutif.
"Kalau beliau ngaji dan sebagainya itu selalu solutif, iso ngene kenapa ngono (bisa begini kenapa begitu, red), lalu coba di balik cara berpikirmu, satu persatu contoh itu diberikan. Sangat inspiratif. Jadi ya, ikut nyantri sebentar tadi sama Gus Baha," katanya.
Bahkan, kata Ganjar, orang yang cuek dan malas belajar agama kini banyak yang 'nyantri' lewat video-video ngaji Gus Baha yang disebarkan secara daring.
"Gus, jenengan nggak tahu to, yang dulu enggak pernah ngaji, cuek-cuek itu kalau mau tidur mendengarkan rekamane jenengan dan itu ternyata sangat menginspirasi mereka untuk kemudian bisa ikut ngaji, bertindak baik tanpa harus ketemu dengan jenengan, di dunia digital,” kata Ganjar mengulang pembicaraannya kepada Gus Baha, yang ternyata Gus Baha tidak tahu kalau ceramahnya tersebar di YouTube, dan di mana-mana.
Sedianya seusai bertemu Gus Baha, Ganjar akan melanjutkan bersilaturahmi ke keluarga KH Maimoen Zubair di Sarang, Rembang. Namun, rencana itu urung dilakukan karena keluarga Mbah Maimoen di Sarang, sedang tidak berada di tempat.
Editor : Sulhanudin Attar