get app
inews
Aa Text
Read Next : Peringatan Isra Mi'raj Momentum Tingkatkan Kinerja dan Ibadah kepada Allah SWT

Perang Tabuk Perang Terakhir Nabi, Ujian Besar Keimanan Umat di Bulan Rajab

Rabu, 02 Februari 2022 | 10:50 WIB
header img
Ilustrasi Perang Tabuk di bulan Rajab menjadi perang terakhir Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. (Foto: Istimewa/Sindonews)

JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin mengatakan Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah, menjadi perang terakhir Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

Tabuk diambil dari salah satu wilayah yang terletak di antara Wafi Al-Quro, Nigeria Hijaz, dan Syiria.

"Perang Tabuk menjadi masyhur sebab ini adalah perang terakhir Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Di dalam perang ini adalah keimanan dan loyalitas sedang diuji," ujar Ustadz Ainul Yaqin.

Ujian keimanan ini diperuntukan bagi kaum Muslimin sejati saat itu. Penegasan momen Tabuk yaitu tentang loyalitas keimanan dan ketangguhan berperang dalam kondisi cuaca yang panas menyengat. Kala itu cuaca sangat ekstrem sehingga dapat menggoyahkan pasukan.

"Belum lagi adanya gangguan stabilitas politik internal dari kaum munafiqin yang terus merongrong kesabaran dan kekokohan kaum mukmin. Sifat dan sepak terjangnya yang menciptakan kegaduhan dan kesemrawutan, membutuhkan kesabaran Nabi Muhammad dan kaum mukmin tersendiri," ungkap Ustadz Ainul Yaqin.

Menurut dia, semua ujian tersebut karena adanya pemberontakan kaum tertentu yang meminta bala bantuan pasukan Romawi yang berakhir tumbangnya kekuatan hegemoni Kerajaan Romawi. Saat itu pasukan mereka kocar-kacir dengan 40 ribu pasukannya.

Namun, Madinah tetap bertahan karena totalitas pasukan Allah Subhanahu wa ta'ala seperti Abu bakar, Umar bin Khattab, bersama sahabat lainnya dalam memberikan fasilitas atau hartanya untuk keperluan perang, berjuang di jalan Allah Ta'ala.

"Di sinilah jelas Perang Tabuk menjadi pembeda, di mana posisi mukmin sejati dan para munafik berdiri dalam posisi keimanan," tutur Ustadz Ainul Yaqin.

Di samping itu Perang Tabuk juga disebut Perang Fadhihah, artinya terungkap, mengungkapkan tabir kepalsuan akan posisi kaum munafik dalam lingkungan umat Islam saat itu.

Perang Tabuk juga dinamakan dengan Perang Al Usroh (Kesulitan). "Pasukan perangnya dalam posisi prihatin (harta, perbekalan, kendaraan) namun tidak mengurangi semangat untuk tetap berjuang," tegas Ustadz Ainul Yaqin.

Perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, para sahabat, dan umat Islam lainnya pun diceritakan dalam Alquran. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu." (QS At-Taubah/9: 117)

Wallahu a'lam bishawab.

 

Editor : Agus Riyadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut