get app
inews
Aa Text
Read Next : Bersihkan Sampah Usai Acara Deklarasi Kampanye Damai, Relawan AAJ Tuai Pujian

Cerita Ayah dan Anak Jadi KPPS Dalam 1 TPS di Semarang, Sempat Kesal, Nangis hingga Kapok

Jum'at, 16 Februari 2024 | 11:05 WIB
header img
Suasana pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 15 Bulusan Tembalang Semarang. (foto Antoni)

Atas berbagai persoalan yang masih mewarnai pelaksanaan Pemilu 2024, dia pun memberikan sejumlah masukan kepada KPU. “Sedikit masukan dari saya, karena memang niatan pemerintah sebenarnya untuk meringankan distribusi, jadi dikumpulkan Pilpres dan Pileg,” ujar Arief.

Dia mengatakan, secara waktu sebenarnya bagus, bisa satu kali kerja. Cuma menurutnya, karena jumlah DPT di tempatnya cukup banyak ya caranya mungkin TPS nya diperbanyak otomatis untuk penghitungan/rekapitulasi bisa lebih sedikit, waktunya lebih cepat. Jadi untuk tenaga pikiran yang dikeluarkan juga tidak terlalu makan waktu.

“Kalau saya pribadi kalau selama nanti sistemnya masih saya kemungkinan kapok. Satu, usia yang sudah mendekati kepala 5, jadi kalau dibandingkan yang muda-muda, secara fisik agak kurang. Sarannya, untuk KPPS nanti dicari tim dengan anggota KPPS yang muda jadi lebih fit secara fisik dan lebih bugar.

Dan apabila menggunakan Sirekap otomatis yang paham aplikasi juga untuk tenaga IT dan juga ditambahkan untuk pelatihannya. Dari awal ditambah agar mereka lebih paham lebih dulu, kayak di training beberapa kali sampai paham jadi bisa mempersingkat waktu.

“Kalau sistemnya belum berubah, saya terus terang kapok karena kemungkunan next waktunya juga sama, kecualinya sistemnya dirubah atau mungkin waktu pencoblosan dan penghitungan dibedakan. Misal hari ini pencoblosan, besoknya baru penghitungan biar ngirit tenaga,” kata Arief. 

“Kalau masalah honor kan mungkin bisa dibagi. Tidak perlu honornya ditinggikan tapi jumlah DPT nya tetap banyak sama saja nanti hasilnya seharian penuh. Bagi kami kalau usia sudah masuk kepala 5 memang terasa berat. Karena memang mau tidak mau kita butuh istirahat juga,” jelasnya.

Di sisi lain, untuk ‘mengakali’ agar kondisi tetap sehat dan bugar selama proses penghitungan hingga rekapitulasi suara, dia mencuri waktu untuk beristirahat meski hanya sejenak.

“Kalau bisa istirahat ya istirahat sebentar. Cuma ya aitu tadi, karena kita dikejar waktu banyak yang harus diselesaikan ya mau tidak mau kadang-kadang kasihan juga petugas yang lain terutama tim IT yang harus upload, rekap. Sedangkan dari system sirekap sendiri semuanya kalu di waktu bebarengan biasa done signal, internetnya terganggu,” ujar bapak dua anak ini.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut