JAKARTA, iNewsSemarang.id – Banyak kasus pada orang yang terpapar Omicron memperlihatkan gejala ringan, bahkan secara kasat mata tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun jangan anggap enteng jika korbannya adalah seorang bayi. Akibatnya bisa fatal.
Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, dr Dicky Budiman, menjelaskan Omicron bisa sangat berbahaya jika menginfeksi bayi.
"Alasan pertama adalah karena bayi hingga saat ini belum layak menerima vaksin Covid-19. Artinya perlindungan tambahan mereka dari vaksin tidak dimiliki," terang dr Dicky pada MNC Portal, Selasa (15/2/2022).
Kemudian, pada usia bayi kurang dari 1 tahun, anatomi atau kondisi tubuh bayi masih dalam proses pertumbuhan alias belum sempurna. Kondisi ini akan membuat bayi rentan jika ada virus yang menginfeksi di saluran pernapasan.
Apalagi, Omicron menyerang tepat di saluran napas. Bahkan, kata dr Dicky, varian Covid-19 dengan kode B.1.1.529 tersebut lebih mudah 70 kali lipat bereplikasi atau memperbanyak diri di saluran napas.
"Saluran napas anak di bawah 1 tahun itu secara anatomi belum optimal, lalu sempit," terang dr Dicky.
Dengan kondisi tersebut, membuat si bayi yang terpapar Covid-19 varian Omicron berisiko alami penyempitan saluran napas. "Efeknya bisa sesak napas dan ini fatal sekali," ungkap dr Dicky.
Ia menjelaskan bahwa pada umumnya bukan hanya infeksi Omicron yang harus diwaspadai orangtua pada bayi-bayinya, tetapi juga virus infeksius lainnya yang mana virus tersebut menyerang saluran napas.
"Setiap orangtua harus mewaspadai ini. Jadi, infeksi Omicron dan virus infeksius lainnya yang menyerang saluran napas, akan sangat berbahaya bagi bayi," katanya.
Soal fatalitas akibat infeksi Omicron pada bayi, dr Dicky menekankan bahwa itu cukup besar kemungkinan terjadi, khususnya pada bayi yang memiliki faktor risiko tambahan yang bisa memperburuk kondisi kesehatannya.
"Tak berhenti saya sampaikan bahwa penting untuk orangtua yang punya bayi untuk divaksinasi Covid-19 karena ini bukan hanya melindungi diri Anda tetapi juga keselamatan bayi Anda di rumah," ungkap dr Dicky.
Editor : Sulhanudin Attar