"Saat itu kami berada di Desa Mento, sekitaran Wonogiri-Sukoharjo. Di sana saya ingat ada belokan di tengah kebun tebu. Saya dan teman-teman memasang landsman (ranjau) tepat di belokan atau tikungan,” ungkapnya.
Di sini Sanjoto mulai mencarikan jalan untuk Jenderal Soedirman, saat itu keadaan telah mulai gelap, terdapat beberapa ranjau yang terpasang di wilayah yang dilewatinya.
Dia sempat terkejut ketika melihat sebuah kendaraan Panser yang meledak dan terlempar karena menginjak ranjau. Sanjoto dengan sigap membentuk tiga regu pasukannya.
Dia berada di regu 2 yang bertugas melakukan pengecekan kondisi pasukan musuh. Sementara regu 1 dan 3 memberikan tembakan memancing reaksi musuh. Regu 2 pun akhirnya maju mengecek situasi dan menemukan banyak tentara Gurkha gugur karena rajau.
Dalam kisahnya ini, Sanjoto teringat bagaimana keganasan tentara Belanda dengan pesawat tempurnya yang memberondong tembakan ketika dia sedang menyeberangkan pengungsi melintasi Sungai Bengawan Solo.
Editor : Ahmad Antoni