“Saya juga tidak menyangka usaha saya bisa booming seperti ini dan berkembang. Dalam sehari bisa laku minimal dari 100 kotak. Omzetnya bisa Rp50 juta hingga Rp100 juta sebulan,” kata Garry.
Garry menceritakan, kemampuannya membuat martabak didapat dengan belajar secara otodidak dari YouTube.
Berkat keuletannya, dia mampu membuat berbagai varian martabak mulai dari martabak telor, manis, coklat keju, red velvet dan mozarella.
“Kebetulan orang tua saya pedagang kue, jadi saya gabung-gabungkan aja. Orang tua saya juga sangat memberikan support,” ujarnya.
Dia tidak memungkiri dalam menjalankan usaha, kerap menemui berbagai kendala. Namun, itu tidak menjadi halangan baginya. Apalagi, keluarga selalu memberikan dukungan untuk terus mengembangkan usaha martabak tersebut.
Terbukti, dia telah membuka lima cabang usaha yang berada di kawasan Dalung, Imam Bonjol, Renon, Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.
Editor : Miftahul Arief