get app
inews
Aa Read Next : Klaim Ukraina Jadi Dalang Ledakan di Jembatan Krimea, Putin: Ini Tindakan Terorisme

Sejak Pimpin Rusia, Sejumlah Perang Dilakoni Putin Sebelum Invasi Ukraina

Selasa, 22 Maret 2022 | 10:14 WIB
header img
Deretan perang Vladimir Putin sebelum Rusia vs Ukraina, 2 di antaranya di negara Muslim (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Sejak menjabat sebagai Perdana Menteri dan Presiden Rusia, sejumlah perang pernah dilakoni Vladimir Putin sebelum melakukan invasi ke Ukraina. Umumnya, oerwng yang dilakukan negara Beruang Merah ini terkait wilayah bekas jajahan Uni Soviet.

Perang pertama saat Putin menjabat pemimpin di Rusia dilakukan di Suriah. Seperti diketahui, Putin merupakan sekutu dekat Presiden Suriah Bashar Al Assad. Pasukan Rusia mulai terlibat di Suriah pada 2015 sejak perang saudara pecah pada 2011.

Chechnya

Republik Chechnya dikuasai Soviet sejak 1850-an dan sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Masyarakat negara itu kecewa dengan pemerintahan komunis Uni Soviet. Pada 1991, salah satu tokoh Chechnya, Dzhokhar Dudayev, mendirikan Republik Ichkeria Chechnya yang anti-Rusia. 

Presiden Rusia saat itu Boris Yeltsin tidak ingin ada separatisme di wilayah federasi Rusia. Dia menganggap Chechnya masih menjadi bagian federasi Rusia. 

Sejarah mencatat, Rusia melakukan invasi besar ke Republik Chechnya pada Desember 1994. Invasi ini dianggap sebagai yang terbesar setelah keruntuhan Soviet pada 1991. Chechnya diketahui memiliki sumber daya alam melimpah berupa minyak. Hal itu yang sebenarnya ingin diamankan Yeltsin. Namun, karena tidak memiliki dana untuk membiayai kelompok oposisi Chechnya, Rusia memutuskan untuk melakukan invasi. 

Pasukan Rusia mendapat perlawanan sengit dari warga Chechnya dalam Perang Chechnya I. Kedua pihak terlibat pertempuran sengit di Ibu Kota Grozny. Selama hampir 2 tahun konflik berlansung, sekitar 6.000 tentara Rusia dilaporkan tewas. Namun penduduk Chechnya yang menjadi korban jiwa jauh lebih banyak, yakni diperkirakan 50.000 orang.

Pada 1996, Chechnya kembali merebut Grozny setelah setahun dikuasai Rusia. Di tahun selanjutnya, kedua pihak meneken perjanjian damai dan menjadikan Chechnya sebagai negara merdeka secara de facto. Namun demikian, negeri itu masih menjadi bagian dari Rusia. 

Yeltsin kembali memerintahkan pasukannya untuk menginvasi Chechnya pada 1999. Keputusan itu diambil setelah kelompok militan Chechnya dituduh sebagai dalang pengeboman di Moskow dan beberapa kota Rusia lain. 

Vladimir Putin yang kala itu menjabat perdana menteri memimpin tanggapan militer terhadap Chechnya. Keterlibatan militer Rusia di Chechnya juga ditingkatkan, mengingat beberapa kota di Rusia masih diserang bom oleh militan. 

Editor : Agus Riyadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut