SEMARANG, iNewsSemarang.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) selama tiga hari ke depan yaitu periode 4-6 Februari 2023. Warga dihimbau tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
“Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan dan cuaca signifikan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno dalam siaran pers, Jumat (3/2/2023) malam.
BMKG menyebutkan potensi cuaca tersebut didukung oleh beberapa faktor berikut ini:
- Fenomena Maden Jullian Oscillation (MJO) terpantau mulai aktif, utamanya di sisi barat wilayah Indonesia.
- Gelombang Rossby Ekuator terpantau aktif di wilayah Jawa bagian selatan.
- Konvergensi di wilayah Jawa Tengah yang didukung dengan kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup labil.
Berikut potensi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jawa Tengah periode 4-6 Februari 2023 sebagai berikut:
Tanggal 4 Februari 2023
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kab. Pekalongan, Kab./Kota Magelang, Purworejo, Kebumen, Salatiga, Kab./Kota Semarang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Demak, Brebes, Kab./Kota Tegal, Pemalang, dan sekitarnya.
Tanggal 5 Februari 2023
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Kendal, Kab./Kota Magelang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Kab. Semarang, Brebes, Kab./Kota Tegal, Blora, Pati, Jepara, dan sekitarnya.
Tanggal 6 Februari 2023
Cilacap, Brebes, Kab./Kota Tegal, Pemalang, Batang, Kendal, Kab./Kota Magelang, Klaten, Boyolali, Sragen, Jepara dan sekitarnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
“Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait