3. Adanya tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa
Perlu diketahui bahwa bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa, yakni ngoko, krama madya, dan krama inggil. Ketiga tingkatan itu menunjukkan kesopanan seseorang terhadap lawan bicara.
Jika berbicara pada teman sebaya atau yang lebih muda, orang Jawa akan menggunakan bahasa Jawa ngoko atau kasual. Sedangkan krama inggil biasanya digunakan untuk berbicara pada orang yang lebih tua, raja, dan lain sebagainya.
Dengan adanya tingkatan ini, bahasa Jawa dianggap tidak cocok dijadikan bahasa nasional. Pasalnya, seseorang harus memilih tingkatan bahasa terlebih dahulu ketika hendak berbicara dengan orang lain.
Dalam hal ini menurut Soekarno akan mempersulit seseorang yang hendak bicara secara demokratis. Selain itu, negara juga harus membuat kesepakatan untuk memilih tingkat bahasa yang bisa digunakan oleh semua orang, baik yang lebih rendah atau tinggi.
Setelah ketiga alasan tersebut dipaparkan, dipilihlah bahasa Melayu - Riau sebagai bahasa nasional karena dianggap dapat berkembang seperti Bahasa Inggris. Bahasa Melayu - Riau inilah yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sekarang.
Bahasa Indonesia lalu disepakati sebagai bahasa persatuan dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
(Mg/Ajeng)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait