LONDON, iNewsSemarang.id - Kebijakan baru yang dikeluarkan perusahaan raksasa teknologi Meta Platforms FB.O, operator media sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp, di negara Amerika Serikat berbuah ancaman dari Rusia. Negara yang kini menginvasi Ukraina itu mengancam akan menghentikan aktivitas perusahaan raksasa tersebut.
Ancaman ini terkait laporan Reuters bahwa media sosial di bawah Meta mengubah kebijakan soal ujaran kebencian dan kekerasan terhadap tentara Rusia, bahkan Presiden Vladimir Putin.
Reuters melaporkan, berdasarkan email internal yang dilihat, Meta mengubah kebijakan sementara di beberapa negara, membolehkan ujaran kebencian serta menyerukan kekerasan terhadap tentara Rusia dan Putin.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengaku tak percaya dengan laporan itu, namun jika laporan itu terbukti benar, pemerintah akan memberlakukan sanksi sangat keras.
"Kami tidak ingin memercayai laporan Reuters, itu sulit untuk dipercaya. Kami berharap itu tidak benar, jika benar maka harus ada tindakan paling tegas untuk mengakhiri aktivitas perusahaan ini," kata Peskov, dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2022).
Seorang juru bicara Meta mengonfirmasi perusahaan untuk sementara melonggarkan aturan soal ujaran politik, mengizinkan unggahan seperti "Kematian bagi penjajah Rusia". Perusahaan tetap tidak mengizinkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia.
Perubahan kebijakan sementara ini bertujuan untuk memungkinkan para pengguna platform media sosial di bawah meta menyampaikan ekspresi politik yang biasanya dianggap melanggar.
Dalam email internal, perusahaan juga mengizinkan posting-an yang menyerukan kematian Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait