Air dari Pertapaan di Lereng Gunung Lawu
Sementara, air yang dibawa Gubernur Ganjar ke IKN diambil dari pertapaan Bancolono terletak di Desa Gondosuli Kecamatan Tawangmangu.
Bancolono merupakan tempat keramat yang diyakini sudah ada sejak abad 11 masehi. Letaknya di ketinggian 1.300 mdpl di lereng Gunung Lawu.
Di pertapaan itu terdapat dua sumber mata air yang disakralkan yakni Sendang Lanang (lelaki) dan Sendang Wedok (perempuan).
Masyarakat Jawa meyakini, kekeramatan sebuah gunung bergantung seberapa banyak dia mengandung mata air. Dan Gunung Lawu, merupakan salah satu gunung dengan mata air yang terbanyak. Maka tidak heran jika banyak tokoh dari era kerajaan hingga kini melakukan samadi atau menenangkan pikir dan hati di sana.
Pada hari-hari tertentu, pertapaan Bancolono ini sangat banyak pengunjungnya. Namun banyaknya orang yang berdatangan, sama sekali tidak mengundang keriuhan.
Semua sudah paham, apa yang mesti dilakukan di sana. Kehadiran banyak orang itulah yang memperbesar energi yang ada di pertapaan itu.
Sebagian besar raja-raja di Tanah Jawa diyakini memanfaatkan air di sendang itu sebagai alat sesuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan. Keberadaannya sampai sekarang masih sangat terjaga. Karena juga jadi salah satu sumber mata air inti di Gunung Lawu.
Bahkan dalam sebuah Riwayat diceritakan, raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono. Hal tersebut juga diperkuat dengan keberadaan tiga candi yang dibangun di mas-masa akhir kejayaan kerajaan itu. Yakni Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek. Candi-candi tersebut dibangun memang dalam rangka untuk meruwat negara.
Keberadaan tiga candi tersebut melengkapi keberadaan pertapaan sebagai proses pemurnian jiwa dan pikiran. Tidak heran jika Presiden ke-2 RI sampai Presiden ke-6 RI memilih pertapaan Bancolono untuk laku spiritualnya.
Simbol Persatuan
Tanah dan air yang diambil Ganjar dari tempat keramat pulau Jawa itu, sekarang telah bersatu dengan tanah dan air dari 33 provinsi di Indonesia, yang tentunya masing-masing punya cerita tersendiri.
Ganjar mengatakan, Permintaan Presiden Jokowi l kepada 33 gubernur membawa tanah dan air ke IKN penuh makna. Tanah dan air yang dibawa merupakan simbol persatuan dan kesatuan.
"Intinya ada dua hal, pertama secara simbolik, ini tanah air. Ada tanah dan air. Saya yakin betul karena pak Jokowi banyak filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada persatuan, ada kontribusi secara visual," jelasnya.
Disinggung banyak pihak yang nyinyir dan menilai aksi gubernur membawa air dan tanah itu penuh dengan klenik, Ganjar tertawa santai. Menurutnya, ini adalah bagian dari kultural bangsa Indonesia yang tidak bisa dilepaskan.
"Ini kultural, semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan. Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait