Banjir dan Longsor Landa Pantura Jateng, 15 Orang Tewas Tertimbun di Petungkriyono Pekalongan

Tim iNewsSemarang.id
Penampakan udara banjir yang menggenangi wilayah Patebon Kabupaten Kendal. (IST)

Panjang tanggul yang jebol di Dusun Gatak tersebut diperkirakan 10-15 meter, sehingga mengakibatkan air masuk ke pemukiman di Desa Tlogoweru, kemudian meluas ke Desa Bogosari dan Guntur. Untuk ketinggian genangan di perkampungan, kata dia, bervariasi antara 50-60 sentimeter.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan mengaku sudah berkoordinasi dengan posko bencana kecamatan, PMI, Basarnas, dan sejumlah pihak terkait lainnya untuk siaga ketika dibutuhkan bantuannya.

"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Demak untuk penanganan darurat terhadap tanggul jebol, serta berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, karena yang memiliki kewenangan sungai yang jebol," ujarnya dikutip dari Antara.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ancama cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.

Berdasarkan analisis BMKG, hujan sangat lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di Jateng dan Lampung pada periode 21-27 Januari 2025. Kondisi serupa juga terjadi untuk wilayah Indonesia lainnya yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem.

Kondisi ini dipengaruhi kombinasi beberapa fenomena atmosfer yang aktif. Beberapa fenomena tersebut di antaranya angin Monsun Asia yang membawa kelembapan tinggi, fenomena La Nina lemah yang memperkuat curah hujan di wilayah tropis, gelombang ekuator Rossby dan Kelvin yang memicu pembentukan awan konvektif, serta nilai OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang negatif di sebagian besar wilayah.

"Hingga sepekan ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah masih tinggi. Monsun Asia diperkirakan tetap aktif hingga akhir Februari 2025, sementara fenomena La Nina lemah terus berlangsung hingga pertengahan tahun 2025," tulis BMKG dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).

BMKG menyebut, gelombang atmosfer, seperti Rossby dan Kelvin, juga akan melintasi wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan yang mana memberikan kontribusi pada pertumbuhan awan hujan yang meluas.

"Kondisi ini menambah risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau informasi cuaca terkini yang dirilis oleh BMKG," tulis BMKG.


 

Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network