Habitat baru ini yang terbentuk ini, kata dia, selanjutnya akan mengalami akselerasi perkembangan ekologis menjadi ekosistem baru dengan keanekaragaman biodiversitas biota laut yang tinggi.
“Pembuatan struktur APR pada kegiatan ini menggunakan limbah hasil pembakaran batubara yang berupa abu (fly ash and bottom ash) dari PLTU yang sudah teruji tidak berdampak negatif dan aman bagi kehidupan biota laut,” jelas penemu APR ini.
Lebih lanjut, dalam sesi sosialisasi pada 3 Mei 2025, Prof. Munasik menjelaskan bahwa susunan substrat beton pada struktur APR ini dapat meningkatkan kekasaran dasar laut, yang penting dalam meningkatkan kemampuan terumbu karang untuk menangkap larva karang.
Hal ini berpotensi meningkatkan biodiversitas terumbu karang di kawasan tersebut. Struktur APR bertingkat ini juga didesain untuk mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan anakan karang dengan lebih optimal.
Menurut dia, sejumlah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan kelulushidupan karang dapat dicapai melalui perbaikan struktur dasar laut yang salah satunya adalah melalui struktur buatan ini.
Program restorasi ini juga menerapkan teknologi transplantasi karang pada struktur APR yang telah dipasang, dengan tujuan untuk mengembalikan spesies-spesies karang yang hilang akibat kerusakan sebelumnya.
Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan di Kantor SPTN Wilayah II Karimunjawa ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, di antaranya Kepala Polsek Karimunjawa, Danramil X Karimunjawa, TNI AL Karimunjawa, Kepala Distrik Navigasi Kelas II Semarang, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa, Petinggi Karimunjawa, serta perwakilan dari SKPK Karya Bhakti, KTH Jatikerep Ijo, KTH Sido Rukum, Kelompok Kerapu Tiger, Kelompok Bintang Timur, HPI Karimunjawa, Omah Karang Karimunjawa, dan Wildlife Conservation Society (WCS).
Ketua Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ), yang diwakili oleh Kepala Seksi Karimunjawa Isai Yusidarta, ST., M.Sc, menekankan bahwa model pemulihan mandiri ini merupakan contoh praktik terbaik dalam upaya pemulihan kerusakan ekosistem laut, serta dapat dijadikan acuan bagi penanganan kerusakan lingkungan lainnya di Indonesia.
“ Bibit terumbu karang yang ditransplantasi pada APR tidak diambil di alam, tetapi diperoleh dari hasil budidaya terumbu karang di Pulau Sambangan, Kapulaun Karimunjawa,” jelasnya.
Setelah sosialisasi, dilakukan kegiatan pemindahan substrat beton menuju lokasi pemasangan terumbu buatan, dilanjutkan dengan proses instalasi APR dan transplantasi karang. Proses ini akan terus dipantau dan dipelihara secara periodik selama tiga tahun ke depan untuk memastikan keberhasilan restorasi.
Dr. Muhammad Helmi, koordinator pelaksana kegiatan menjelaskan di sela-sela pemasangan struktur APR pada 4 Mei 2025 di perairan Pulau Menjangan Besar, Zona Perikanan Tradisional, Taman Nasional Karimunjawa.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait