“Dalam lima tahun ke depan, diharapkan semakin banyak koridor angkutan umum yang berkembang, dengan peningkatan kualitas layanan, pembangunan jalur sepeda, kebijakan parkir yang lebih efektif, dan sistem transportasi yang terintegrasi. Semoga program ini dapat dieksekusi dengan baik, dan ITDP akan terus mendampingi Kota Semarang dalam perjalanan tersebut,” katanya.
Pemkot Semarang telah menunjukkan komitmennya terhadap mobilitas perkotaan berkelanjutan dengan mengalokasikan setidaknya 5% dari APBD-nya untuk mensubsidi layanan angkutan umum dan memperkenalkan Trans Semarang, sesuai dengan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2024. Komitmen ini menempatkan Semarang sebagai kota percontohan dalam memajukan inisiatif Koridor Hijau.
Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia Amanda McLoughlin menambahkan, Inggris berkomitmen untuk mencapai target iklim yang ambisius, termasuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius guna memastikan bumi yang layak huni. Mendukung pengembangan Koridor Hijau untuk kota-kota berkelanjutan, seperti yang ada di Semarang, sangatlah penting untuk misi ini.
“Kami yakin inisiatif ini akan membantu menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau, lebih inklusif, dan terhubung, sehingga meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat,” ujarnya.
Dalam jangka pendek, pengembangan Koridor Hijau akan memprioritaskan persimpangan Koridor Trans Semarang I dan IV yang direkomendasikan sebagai rute uji coba bus listrik. Pemerintah Kota Semarang akan fokus dalam menyusun regulasi, meningkatkan kualitas armada dan layanan, revitalisasi halte bus untuk aksesibilitas yang lebih baik, dan penguatan kebijakan pengelolaan parkir.
Sementara itu, Direktur ITDP Asia Tenggara Gonggomtua Sitanggang menegaskan bahwa transportasi umum tidak cukup untuk mengatasi kemacetan dan polusi udara di kota. Aksesibilitas, inklusivitas, dan kebijakan yang mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi juga diperlukan.
“Koridor Hijau merupakan langkah strategis yang memprioritaskan mobilitas rendah emisi seperti angkutan umum, berjalan kaki, dan bersepeda dalam skala koridor, yang dipadukan dengan strategi push dan pull. Berfokus pada area yang terbatas juga memungkinkan evaluasi dan penyempurnaan sebelum menerapkannya dalam skala yang lebih besar,” ujarnya.
Diketahui, kegiatan yang digelar pada 29 April 2025 ini juga dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi untuk berbagi wawasan melalui kunjungan lapangan tentang praktik terbaik dalam transportasi umum berkelanjutan, termasuk manajemen operasional, fasilitas layanan, dan inovasi ramah lingkungan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait