MHFA tersebut untuk menyikapi kecenderungan anak yang lebih suka curhat kepada temannya daripada orangtua. Program itu menjadi wujud kewaspadaan untuk melihat kasus-kasus kesehatan jiwa dari yang sangat ringan.
"Anak yang tadinya ceria menjadi murung, anak yang tadinya terbuka menjadi tertutup. Ini menjadi kewaspadaan kita semua," papar Yunita.
Adapun beberapa faktor yang penyebab kesehatan jiwa pada anak, kata Yunita, adalah kurangnya perhatian dari orangtua terlalu asyik dengan gawai, kondisi sosial-ekonomi, kemudian pergaulan.
"Jadi dengan adanya media sosial ini anak-anak melihat banyak hal yang sebetulnya belum usianya atau (konten) tidak sesuai usianya. Kemudian mereka mengalami stres yang tidak diketahui dan itu terus-menerus mengganggu mereka," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, bahwa dokter-dokter spesialis yang diturunkan melalui program Speling memang untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat di tingkat desa. Selama ini masih banyak masyarakat desa yang belum paham betul tentang dokter spesialis, termasuk spesialis kejiwaan.
Program Speling bekerja sama dengan rumah sakit milik daerah maupun swasta. Secara bersama-sama memberikan pelayanan dokter spesialis yang sudah tersebar di 35 kabupaten/kota. Hal ini, selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait