Masyarakat Colo mempercayai jumlah bilangan ganjil dalam pengambilan tumbuhan obat memiliki arti yang baik dalam menyembuhkan suatu penyakit.
Namun demikian, warisan pengetahuan tanaman obat dari Sunan Muria yang paling populer bagi masyarakat Colo adalah tanaman parijoto. Bagi masyarakat Desa Colo, parijoto memang memiliki makna khusus.
Tanaman parijoto adalah tanaman yang sangat melekat dengan nama Sunan Muria. Menurut masyarakat setempat, tanaman yang dipercaya bisa mengatasi masalah kesuburan bagi wanita ini adalah tanaman khas Gunung Muria.
Sebenarnya ada beberapa macam parijoto yang mampu tumbuh di daerah tersebut, tapi masyarakat Colo menyebutkan bahwa parijoto yang khas daerah tersebut memiliki buah dengan karakter ukuran lebih besar dari pada parijoto yang lain.
Kandungan fitokimia dari parijoto antara lain terdiri dari kardenolin, saponin, flavonid (terutama pada buah) dan tanin (terutama pada daun). Hal ini menjadikan parijoto sangat potensial dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat tradisional.
Dari sisi kandungannya parijoto bisa memiliki potensi untuk mengobati sariawan, diare atau pun kolesterol. Tetapi Nilai mitos dari masyarakat Desa Colo meyakini bahwa parijoto terutama buahnya sangat bermanfaat bagi wanita hamil yang ingin memiki keturunan yang berparas tampan atau cantik.
Mitosnya berasal dari cerita istri Sunan Muria sedang hamil dan mengalami ngidam ingin memakan buah yang rasanya asam. Sunan Muria beserta muridnya pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan yang rasanya asam, kemudian ditemukanya buah parijoto dan buah delima wulung yang warnanya hampir sama yaitu merah keungu-unguan.
Kedua buah buahan tersebut dibuat rujak secara bersamaan di acara tujuh bulanan. Semenjak istri Sunan Muria memakan buah parijoto dan delima wulung baik secara langsung maupun dibuat sebagai rujak, ketika anak dari Sunan Muria lahir yaitu seorang anak laki-laki yang sehat, gagah dan sholeh.
Sehingga tumbuhan delima wulung dan parijoto mempunyai mitos jika ibu hamil mengkonsumsi buah parijoto dan delima wulung jika anak laki-laki akan sempurna fisiknya. Sedangkan jika anak perempauan akan menjadi cantik dan molek.
Nilai mitos yang berkembang di masyarakat tersebut menyebabkan tumbuhan parijoto sangat popular seperti halnya tumbuhan khas lain yang ditemukan di wilayah desa Colo seperti pisang byar dan delima hitam.
Selain warisan pengetahuan tanaman obat, ada peninggalan sunan Muria berupa gentong yang diyakini oleh masyarakat sebagai gentong yang penuh karomah, sehingga gentong ini juga menjadi salah satu tujuan dari para peziarah makam Sunan Muria.
Masyarakat meyakini air yang selalu mengalir dalam gentong tersebut mampu mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain itu, air yang bersumber dari pegunungan Muria tersebut juga dipercaya mampu untuk membersihkan atau mensucikan hati dan bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan pada anak anak.
Sangat menarik menurut penulis, sebagai seorang wali, Sunan Muria sudah berhasil menapakkan jejak pengetahuan lain yang tidak kalah penting dari nilai-nilai keislaman yang diwariskan pada semua pengikut dan keturunannya.
Penulis: Baiq Farhatul Wahidah
(Dosen Etnobotani Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang)
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait