Sains Ramadhan: Hindari Rayuan Menghilangkan Makanan dan Menyisakan Limbah Saat Buka Sahur

Moh. Miftahul Arief
ilustrasi limbah. (foto: pixabay)

Seperti yang diduga, tidak ada satupun anggota keluarga yang menyadari bahwa jumlah makanan mereka lebih sedikit dari biasanya . 

Meskipun Si Ibu sebenarnya cemas jika makanan yang disediakan kurang, tapi nyatanya makanan yang disediakan cukup dan yang terpenting dapat mengurangi sedikit mungkin limbah makanan. 

Kemudian anggota keluarga menyampaikan bahwa dia telah mengambil pelajaran berharga untuk memasak seperlunya, makan secukupnya. Hal itu tidak akan membuat kita mati karena lapar. Si Ibu akhirnya melanjutkan untuk membeli belanja secukupnya, memasak sesuai kadarnya dan berbagi kepada sesama jika ada kelebihan makanan.  Bagaimana dengan saudara, tertarik?

Dalam suatu hadist,  Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya "Orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan. Satu kegembiraan ketika berbuka dan satu kegembiraan ketika ia berjumpa Tuhannya”.

Terhadap hadits ini, Prof Dr. Quraish Shihab, M.A menyampaikan bahwa kegembiraan ini saat berbuka ini bukan saja soal makanan dimana seseorang bisa makan sepuasnya setelah waktu berbuka tiba. Namun, lebih dari itu, secara psikologi, saat berbuka manusia senang dari ternyata dia berhasil mengendalikan dirinya terutama hawa nafsunya. 

Pertanyaan selanjutnya apakah kita telah benar benar puasa,jika sudah saatnya berbuka kita makan sepuasnya, menyediakan makanan sebanyak banyaknya sehingga akan membuang limbah makanan? Ketahanan perut manusia untuk makan juga terbatas kan?

Bukankah Rasulullah SAW telah mengajarkan diet sehat bagi kita. Salah satu hadits nabi dari Al Miqdam bin Ma’dikarib, beliau berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah  yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya (melebihinya), maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (Hadits Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih.

Mari kita muliakanlah Ramadhan ini dengan memuliakan makanan. Semoga keberkahan Ramadhan tahun ini bisa kita raih dengan tidak mengurangi berkah makanan karena membuangnya sia sia. Dan semoga kita meraih predikat orang yang benar benar bertaqwa seperti tujuan puasa. Tidak hanya taqwa secara spiritual, tapi juga taqwa secara ekologis dan sosial. Amiin.

Penulis: Wirda Udaibah, M.Si, Dosen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

Serial artikel Sains Ramadhan merupakan kerjasama iNewsSemarang.id dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.

Editor : Miftahul Arief

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network