Momentum Maulud yang jatuh pada Sabtu (8/10/2022) mengingatkan kembali akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi diutus muka bumi untuk berdakwah, mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT.
Selama hidupnya dalam menegakkan ajaran Tauhid, Rasulullah menjadi suri tauladan bagi umat Islam hingga saat ini. Mulai dari sifat amanah yang dimiliki saat berdagang bersama pamannya, dan juga sifat keseharian beliau yang bisa menjadi pelajaran. Diibaratkan, Rasulullah ini sebagai Alquran yang berjalan.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang baik. Maka, setiap muslim harus mengetahui kisah hidup dan perjalanan Nabi Muhammad SAW agar bisa mencontoh akhlak Nabi.
Biografi Nabi Muhammad SAW Lengkap
Nabi Muhammad SAW lahir pada 29 Agustus, hari Senin tanggal 12 bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah bertepatan dengan tahun 571 M. Nabi Muhammad bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Quraisy Al-Arabi.
Nabi Muhammad lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Aminah binti Wahab. Sebelum dan sesaat ketika Nabi Muhammad lahir, banyak kejadian yang luar biasa. Pada malam kelahirannya, pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu-pintu neraka tertutup rapat. Ribuan malaikat turun ke bumi, banyak burung yang memenuhi rumah Aminah, Ibu Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh bumi dan seisinya.
Masa Kanak-kanak dan Remaja
Nabi Muhammad terlahir sebagai seorang yatim. Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad SAW meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah. Saat itu, Nabi Muhammad masih dalam kandungan.
Setelah lahir, Nabi Muhammad diasuh oleh ibu susuannya, Sayyidah Halimah As-Sa'diyah. Pasalnya, dalam keluarga arab kota memiliki kebiasaan untuk menitipkan anak mereka yang baru lahir untuk disusui oleh perempuan desa. Hal ini dilakukan oleh Aminah, ibunda nabi.
Setelah hidup bersama ibu susuannya, Nabi Muhammad kembali diasuh oleh ibu kandungnya hingga usia enam tahun. Setelah itu, Ibu Nabi Muhammad, Aminah, wafat.
Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, dua tahun kemudian sang kakek meninggal dunia karena sudah renta. Akhirnya nabi pun berpindah lagi untuk diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Pasalnya, ayah dan paman nabi adalah orang yang disegani dan dihormati oleh orang Quraisy dan penduduk Mekkah.
Di usia muda, Nabi Muhammad menjadi pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Di usia delapan tahun, nabi menggembala kambing.
Dilansir dari laman nu.or.id, ada tiga alasan nabi Muhammad kecil menggembala kambing, yaitu membantu meringankan beban ekonomi pamannya, Abu Thalib. Kedua, menggembala kambing tidak membutuhkan modal. Terakhir, nabi Muhammad senang berada di padang yang luas. Melalui menggembala kambing, Nabi Muhammad bisa menemukan tempat untuk berpikir tanpa diganggu oleh siapa pun.
Di usia remajanya, Nabi Muhammad ikut dengan sang paman dalam kafilah dagang ke Syam. Sejak saat itu, nabi mendalami dunia perdagangan. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang dengan pamannya setelah mendapatkan tawaran dari seorang saudagar kaya.
Nabi Muhammad SAW berdagang bersama Maisaroh, budak Sayyidah Khadijah, dengan membawa beberapa barang dagangan yang berupa kain-kain. Karena kejujuran dan kerja keras, serta sifatnya yang amanah, dagangannya laku terjual dan mendapatkan untung yang banyak. Mendengar kabar tersebut, Sayyidah Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad dalam mendagangkan barangnya.
Dalam Sirah Nabawiyyah, al-Mubarakfury menjelaskan bahwa Nabi Muhammad bersama As-Saib bin Abus-Saib memulai bisnis. Bagi Nabi, Abus-Saib adalah rekan yang baik dalam bisnis, mereka tidak pernah berselisih dan tidak curang.
Editor : Maulana Salman