get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah dan Biografi RA Kartini, Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Menginspirasi

Biografi Nabi Muhammad, Hari Kelahirannya Disambut Gembira Bumi Seisinya

Sabtu, 08 Oktober 2022 | 10:05 WIB
header img
Sejumlah keajaiban jelang detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW. (Foto: Sindonews.com)

Momentum Maulud yang jatuh pada Sabtu (8/10/2022) mengingatkan kembali  akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi diutus muka bumi untuk berdakwah, mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT.

Selama hidupnya dalam menegakkan ajaran Tauhid, Rasulullah menjadi suri tauladan bagi umat Islam hingga saat ini. Mulai dari sifat amanah yang dimiliki saat berdagang  bersama pamannya, dan juga sifat keseharian beliau yang bisa menjadi pelajaran. Diibaratkan, Rasulullah ini sebagai Alquran yang berjalan. 

Dalam Al-Quran,  Allah SWT menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang baik. Maka, setiap muslim harus mengetahui kisah hidup dan perjalanan Nabi Muhammad SAW agar bisa mencontoh akhlak Nabi.

 

Biografi Nabi Muhammad SAW Lengkap

Nabi Muhammad SAW lahir pada 29 Agustus, hari Senin tanggal 12 bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah bertepatan dengan tahun 571 M. Nabi Muhammad bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Quraisy Al-Arabi.

Nabi Muhammad lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Aminah binti Wahab. Sebelum dan sesaat ketika Nabi Muhammad lahir, banyak kejadian yang luar biasa. Pada malam kelahirannya, pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu-pintu neraka tertutup rapat. Ribuan malaikat turun ke bumi, banyak burung yang memenuhi rumah Aminah, Ibu Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh bumi dan seisinya.

 

Masa Kanak-kanak dan Remaja

Nabi Muhammad terlahir sebagai seorang yatim. Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad SAW meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah. Saat itu, Nabi Muhammad masih dalam kandungan.

Setelah lahir, Nabi Muhammad diasuh oleh ibu susuannya, Sayyidah Halimah As-Sa'diyah. Pasalnya, dalam keluarga arab kota memiliki kebiasaan untuk menitipkan anak mereka yang baru lahir untuk disusui oleh perempuan desa. Hal ini dilakukan oleh Aminah, ibunda nabi.

 

Setelah hidup bersama ibu susuannya, Nabi Muhammad kembali diasuh oleh ibu kandungnya hingga usia enam tahun. Setelah itu, Ibu Nabi Muhammad, Aminah, wafat.

Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, dua tahun kemudian sang kakek meninggal dunia karena sudah renta. Akhirnya nabi pun berpindah lagi untuk diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Pasalnya, ayah dan paman nabi adalah orang yang disegani dan dihormati oleh orang Quraisy dan penduduk Mekkah.

Di usia muda, Nabi Muhammad menjadi pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Di usia delapan tahun, nabi menggembala kambing.

Dilansir dari laman nu.or.id, ada tiga alasan nabi Muhammad kecil menggembala kambing, yaitu membantu meringankan beban ekonomi pamannya, Abu Thalib. Kedua, menggembala kambing tidak membutuhkan modal. Terakhir, nabi Muhammad senang berada di padang yang luas. Melalui menggembala kambing, Nabi Muhammad bisa menemukan tempat untuk berpikir tanpa diganggu oleh siapa pun.

Di usia remajanya, Nabi Muhammad ikut dengan sang paman dalam kafilah dagang ke Syam. Sejak saat itu, nabi mendalami dunia perdagangan. Hingga akhirnya, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang dengan pamannya setelah mendapatkan tawaran dari seorang saudagar kaya.

Nabi Muhammad SAW berdagang bersama Maisaroh, budak Sayyidah Khadijah, dengan membawa beberapa barang dagangan yang berupa kain-kain. Karena  kejujuran dan kerja keras, serta sifatnya yang amanah, dagangannya laku terjual dan mendapatkan untung yang banyak. Mendengar kabar tersebut, Sayyidah Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad dalam mendagangkan barangnya.

Dalam Sirah Nabawiyyah, al-Mubarakfury menjelaskan bahwa Nabi Muhammad bersama As-Saib bin Abus-Saib memulai bisnis. Bagi Nabi, Abus-Saib adalah rekan yang baik dalam bisnis, mereka tidak pernah berselisih dan tidak curang.

Masa Kerasulan

Di usia yang hampir 40 tahun, nabi telah terbiasa memisahkan diri dari masyarakat dan merenung ke Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 611 M, Malaikat Jibril mendatanginya dan menyampaikan wahyu Allah yang pertama yakni Surat Al ‘Alaq ayat 1-5.

Wahyu pertama ini berarti bahwa Muhammad telah menjadi nabi, meskipun wahyu pertama belum memerintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

Setelah mendapat wahyu pertama, Nabi Muhammad terus kembali dan menantikan wahyu selanjutnya di Gua Hira. Hingga akhirnya, datanglah wahyu yang membawa perintah kepada nabi dengan turunnya Surat Al Mudatsir ayat 1-7.

Melalui perintah tersebut, nabi memulai untuk menyebarkan dakwah. Nabi muhammad dinobatkan sebagai Rasul. Khadijah, sang istri langsung beriman kepadanya.

Setelah itu, Ali bin Abi Thalib adalah manusia pertama yang beriman kepadanya dari laki-laki. Kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar yang mengumumkan keislamannya. Abu Bakar membawa Ustman bin Affan, Az-Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah, untuk menemui Rasulullah dan mengumumkan keislaman mereka.

Pada awalnya, nabi Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hingga tiga tahun kemudian, nabi bisa berdakwah secara terang-terangan setelah turun firman Allah. Ketika mendapatkan firman Allah, Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan memanggil orang-orang, seraya berkata dan menyuruh mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari siksa api neraka.

 

Nabi Muhammad SAW Wafat

Pada 10 Hijriah, Nabi Muhammad pergi berhaji bersama lebih dari 100 ribu muslim. Di Jabal Arafah, nabi menyampaikan khutbah yang menjadi dasar dari ajaran islam. Dua bulan setelah kepulangannya, nabi mengeluhkan rasa sakit di kepala. Nabi Muhammad jatuh sakit pada saat itu.

Meskipun dalam keadaan sakit, Nabi Muhammad tetap mengimami shalat. Hingga akhirnya sakit yang dirasakannya sudah semakin parah. Abu Bakar pun menggantikan posisi Nabi Muhammad menjadi imam.

Sakit nabi kian hari semakin parah. Hingga akhirnya pada 12 Rabiul Awal 11 Hijriah, nabi menengok umat islam yang sedang mengerjakan shalat subuh dengan diimami oleh Abu Bakar. Kemudian, nabi kembali masuk dan tidak pernah terlihat di shalat-shalat selanjutnya.

Dalam pangkuan sang istri, Aisyah, Nabi SAW wafat. Malaikat maut tidak kuasa mencabut nyawa manusia pilihan. Namun, Nabi Muhammad SAW tetap memilih untuk bertemu sang pencipta. Akhirnya, Nabi Muhammad wafat di usia 63 tahun.

Editor : Maulana Salman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut