"Jadi kamu tidak suka kata 'nuklir'?" kata Solovyov. "Kamu tidak keberatan untuk menghancurkan tapi tanpa kata 'nuklir.' Oke, baik, kamu tidak menyukainya, tapi aku menyukainya," ucapnya.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Solovyov menyebarkan disinformasi dari Kremlin, dan tahun lalu menulis di situsnya dalam daftar tokoh-tokoh terkenal yang diidentifikasi terlibat dalam propaganda Rusia bahwa Solovyov "mungkin propagandis Kremlin paling energik saat ini."
Solovyov dikenal karena membuat ancaman yang berani, seperti mengatakan Rusia harus melancarkan serangan nuklir ke negara mana pun yang akan berusaha menahan Putin atas surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada bulan Maret lalu atas dugaan kejahatan perang.
Dia juga telah berkali-kali mengadvokasi Moskow untuk menggunakan kemampuan nuklirnya melawan negara-negara yang mendukung Ukraina.
Reaksi dari pihak otoritas Rusia sebelumnya disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia. Rusia dengan tegas menentang perluasan lebih lanjut dari blok keamanan itu dan menentang pernyataan Stoltenberg.
"NATO menetapkan tujuan untuk 'mengalahkan' Rusia di Ukraina, dan untuk memotivasi Kyiv, NATO berjanji bahwa setelah konflik berakhir, negara tersebut dapat diterima ke dalam aliansi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.
“Pernyataan seperti itu picik dan benar-benar berbahaya. Ini dapat menyebabkan keruntuhan akhir sistem keamanan Eropa,” kata Zakharova seperti dikutip dari CNN, Sabtu (22/4/2023).
Editor : Sulhanudin Attar