Menurut Mbak Ita, kegiatan itu tidak hanya sekedar seremonial saja, ketika selesai semua selesai, tidak seperti itu. Tetapi setiap kegiatan ada misi di dalamnya yang jauh lebih besar, khususnya terkait dengan sejarah maupun budaya agar kita, khususnya generasi muda tidak lupa akan jati diri bangsa.
"Kemarin, panjenengan semua juga mengikuti kegiatan ruwatan desa maupun ruwatan pusaka. Pada intinya, ruwatan ini merupakan kegiatan bersih-bersih, tidak hanya bersih-bersih diri kita, tetapi juga hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kita," ungkapnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut juga menyampaikan, bahwa sekarang ini merupakan puncak-puncaknya el nino. Kalau ada rumput atau ilalang kering dan rimbun, ia pun berpesan kepada masyarakat Kota Semarang supaya dibersihkan untuk mewaspadai adanya kebakaran.
"Pada akhirnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat juga nantinya akan kembali ke masyarakat. Apalagi, hari ini ada gunungan sedekah bumi yang merupakan wujud syukur kita semua atas hasil bumi serta rezeki yang sudah Tuhan berikan kepada kita," tuturnya.
Kegiatan kali ini, kata Mbak Ita, juga berdampak luar biasa pada kerukunan dan keharmonisan masyarakat. Dengan masyarakat yang rukun, imbuhnya, kita bisa terus bergerak bersama dalam membangun kota Semarang menjadi lebih baik dan semakin hebat.
"Lewat sedekah bumi ini juga, semoga Allah turunkan rezeki dan keberkahan kepada kita semua. Terakhir, saya mengajak panjenengan semua untuk selalu waspada dengan musim kemarau panjang ini. Mari kita rawat bumi kita sebagaimana semangat dari kegiatan ruwatan di Budaya Jati Wayang kali ini," pesan Mbak Ita.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Arief Tri Laksono yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut baik Festival Bukit Jati Wayang di Kelurahan Ngemplak Simongan. Menurutnya, kegiatan itu bisa menambah budaya di Kota Semarang.
"Kami Dinas Pariwisata mengucapkan selamat serta mudah-mudahan kegiatan ini bisa berkembang dengan baik," ucapnya singkat.
Editor : Maulana Salman