Imlek Simbol Kerukunan Islam-Konghucu
Cerita lain soal perayaan Imlek di Kota Semarang disampaikan Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis Semarang), Harjanto Halim. Pihaknya mendukung himbauan Pemerintah Kota Semarang yang meminta perayaan Imlek digelar secara sederhana dan tidak mengundang keramaian.
Sebagai konsekuensinya, Pasar Sewamis yang biasanya digelar saat perayaan Imlek pun ditiadakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah mengendalikan laju penyebaran kasus Covid-19 dengan varian barunya Omicron yang sudah merambah Kota Semarang.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi menumpang becak mengikuti kirab menyambut Tahun Baru Imlek 2573 di kawasan Pecinan Semarang. Hendi menyapa warga sambil membagikan kue keranjang dan jajanan khas Pecinan. Foto: Istimewa
“Karena pandemi, supaya ada penanda bahwa meskipun tak ada Pasar Imlek, tetapi perayaan Imlek serta semangatnya tetap terjaga," ungkap Halim.
Dikatakan, sebagai pengganti Pasar Semawis, pihaknya menggelar ritual ketuk pintu di Kelenteng Tak Kak Sie, Pecinan Semarang, pada Minggu (23/1/ 2022). Ritual ketuk pintu ini dimulai dengan doa bersama di pelataran kelenteng. Di sana digelar selamatan, ada sajian ayam ingkung, serta potong tumpeng khas tradisi Jawa.
"Meskipun acaranya di kelenteng, tetapi yang memimpin doa adalah tokoh agama Islam. Setelah berdoa secara Islam dilanjutkan berdoa secara Konghucu," kata Harjanto.
Setelah berdoa, acara diakhiri dengan pementasan barongsai di Tay Kak Sie serta keliling kelenteng lain di Pecinan untuk meminta restu kelancaran serangkaian perayaan Imlek 2573
Editor : Sulhanudin Attar