Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto mengakui, bahwa rendahnya kontruksi jembatan Nogososro membuat banyak material sampah tersangkut dan menghambat aliran air.
"Karena jembatan itu terlalu rendah, jadinya kalau ada sampah yang hanyut, membuat sampah tersangkut di jembatan," ujar Suwarto.
Pihak DPU kemudian melakukan pembongkaran pada Rabu (3/1) untuk membuka aliran air. DPU juga melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk mengalihkan arus lalu lintas.
Suwarto menyampaikan, pihaknya akan segera membuka proses lelang kontruksi jembatan Nogososro agar segera bisa dipergunakan oleh masyarakat.
"Untuk renovasi kami segera melakukan proses lelang dan secepatnya melakukan kontruksi," ungkapnya.
Dirinya menambahkan, sebetulnya problem lain yang sama pentingnya adalah soal pendangkalan dan penyempitan sungai di bawahnya. "Sebetulnya selain masalah jembatan, masalah lainnya juga berhubungan dengan kondisi sungainya," ungkapnya.
Namun karena sektor ini adalah wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali-Juwana, maka Pemkot Semarang hanya bisa melakukan koordinasi supaya segera dilakukan pengerukan.
"Sungai itu kan mengalami pendangkalan dan penyempitan. Tapi kami dari Pemkot Semarang sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali-Juwana untuk melakukan perbaikan-perbaikan (pengerukan)," ujarnya.
Editor : Maulana Salman